Sosok Inspiratif Itu Adalah Nenek

Satu hal yang sangat saya sayangkan, sejak menikah hampir delapan tahun saya belum pernah berkesempatan menemani nenek di kala Ramadan dan Idulfitri. Biasanya saya pulang pada awal atau akhir tahun. Alasannya karena saat lebaran umumnya tiket lebih mahal, suasana juga lebih ramai. Repot rasanya pulang kampung dengan kondisi seperti itu, apalagi anak saya juga masih kecil.

Nnek dan anak saya saat kami berkunjung awal tahun lalu. | Dokumentasi Pribadi

Ramadan tahun ini saya sebenarnya sudah berniat ingin menemani nenek di kala Ramadan. Bersama di kala Ramadan dengan bulan-bulan lain pasti berbeda kan suasananya? Apalagi tahun ini anak saya juga sudah berusia lebih dari enam tahun. Sudah cukup besar, tidak begitu rewel lagi, dan lebih mudah diarahkan dan diandalkan dibanding saat kecil dulu.  Namun saya ternyata kembali diberi "titipan". Alhasil, rencana itu hanya tinggal rencana.

Inginnya nanti setelah anak saya yang kedua lahir, tunggu beberapa bulan, cepat-cepat pergi ke rumah nenek. Apalagi saat ini nenek saya sepertinya sudah tidak memungkinkan lagi berkunjung ke Batam, seperti enam tahun lalu. Kondisi badannya sudah semakin ringkih. Khawatir nanti malah kelelahan di jalan.

Sebeneranya saya sedih, belum memiliki lagi berkesempatan menemani nenek merayakan Ramadan dan Idulfitri bersama. Namun saya percaya, selalu ada kesempatan ke depan. Saya berharap nenek panjang umur dan sehat selalu, sehingga tahun depan kami bisa merayakan Idulfitri bersama. Amien! Salam Kompasiana! (*)