Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lima Cara Agar Harga Barang Kebutuhan Pokok Tetap Stabil

13 April 2018   23:15 Diperbarui: 13 April 2018   23:43 2464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah harus dapat meyakinkan masyarakat bahwa barang akan tersedia dengan cukup dengan harga normal. Sehingga, masyarakat tidak perlu menimbun barang kebutuhan pokok yang ujung-ujungnya justru akan membuat harga melonjak tinggi akibat pembelian yang besar-besaran pada waktu yang bersamaan.

Selain itu juga mungkin perlu diberikan edukasi agar masyarakat jangan terlalu berlebihan mengkonsumsi suatu produk, meski saat hari raya. Ada baiknya membeli secukupnya. Jangan sampai memasak berpuluh kilo daging untuk santapan hari raya, ujung-ujungnya mubazir tidak habis semua.

Memasak Sajian Khas Daerah

Lebaran umumnya identik dengan opor ayam dan rendang daging. Namun untuk stabilitas harga, ada baiknya umat muslim tidak hanya fokus mengolah daging untuk suguhan open housesaat Idulfitri maupun Iduladha. Bila daerah umat muslim tersebut kaya akan ikan air tawar seperti lele atau mujair, mengapa saat Ramadan dan Idulfitri memaksakan memasak rendang. Mengapa tidak memasak pesmol Mujair? Toh sama-sama enak bila dicampur dengan ketupat.

Begitupula dengan daerah yang kaya akan ikan/produk laut. Mengapa saat lebaran harus memasak opor ayam? Mengapa tidak memasak kepiting asam pedas atau cumi saus pedas, kan sama-sama lezat untuk disuguhkan kepada para tamu undangan saat open house Idulfitri?

Bila setiap wilayah sudah terbagi mengkonsumsi makanan jenis lain saat lebaran, otomatis harga daging juga akan lebih stabil. Selain itu, juga akan lebih tertantang untuk mengolah hasil alam yang dihasilkan setiap daerah menjadi suatu penganan yang berbeda dan khas. Bukan tidak mungkin penganan tersebut malah akan menghasilkan suatu ciri khas dan menjadi wisata kuliner baru. Toh di Arab Saudi sana --yang notabene tempat Nabi Muhammad SAW dilahirkan--  juga tidak ada tradisi saat Idulfitri harus memasak rendang atau opor ayam.

Yuk, kita bantu pemerintah untuk menjaga stabilitas harga. Kalau bukan kita, siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi? Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun