Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jajanan Khas Sunda Ini Sudah Tergerus Zaman?

2 Maret 2018   09:56 Diperbarui: 2 Maret 2018   10:22 1569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawa Barat memiliki beragam jenis jajanan yang lezat. Namun sayang, beberapa kudapan tersebut sepertinya sudah mulai tergerus zaman. Kini sudah mulai sulit mendapatkan beberapa jajanan tradisional khas Sunda tersebut. Padahal dulu, tinggal pilih mau membeli di pedagang yang mana.

Deblo

Kudapan ini terbuat dari singkong yang dibentuk bulat-bulat sedang. Biasanya diberi bawang, cabe, dan kunyit, sehingga tak heran bila warnanya menjadi kuning terang. Apalagi setelah digoreng dengan minyak yang mendidih, warnanya semakin kuning keemasan.

Deblo. | Gambar diambil dari cookpad.
Deblo. | Gambar diambil dari cookpad.
Sewaktu saya kecil, banyak yang menjual makanan ini di Sukabumi, Jawa Barat. Ada yang menjual di sekitar lingkungan sekolah, dijajakan ke rumah-rumah, atau ditawarkan di warung-warung yang menjual makanan ringan khas Jawa Barat, seperti mie glosor, bala-bala dan cilok.

Namun kini sangat sulit mendapatkan jajanan empuk nan gurih ini. Bahkan di daerah pedesaan yang masih banyak sawah dan ladang. Kini penjual sepertinya lebih memilih menjual makanan kekinian yang tidak terlalu ribet untuk dibuat. Ah, padahal deblo juga tidak terlalu susah kok dibuatnya.

Misro

Misro juga sudah sangat sulit dibeli dari penjual kudapan. Padahal kembarannnya --combro banyak yang mejajakan, termasuk di tukang-tukang gorengan di Kota Batam, Kepulauan Riau. Mencari penjual misro, seperti sedang mencari jarum ditumpukan jerami saking sulitnya.

Misro. | Gambar diambil dari resepkoki.
Misro. | Gambar diambil dari resepkoki.
Pecinta misro mungkin memang tidak sebanyak combro. Orang Sunda kan memang umumnya lebih suka kudapan-kudapan asin dibanding manis. Apalagi rasa misro memang suka sedikit giung akibat gula merah yang dijejalkan cukup banyak disela singkong yang dihaluskan, kemudian digoreng.

Doclang

Ini makanan favorit saya sewaktu SD. Biasanya saat ada les tambahan dan malas pulang ke rumah, saya membeli makanan yang lumayan berat ini di warung dekat sekolah. Rasanya gurih manis dan cukup mengenyangkan. Doclang biasanya terdiri dari lontong, tahu, toge, selada yang diguyur bumbu kacang yang diberi kecap dan kerupuk.

Doclang. | Gambar diambil dari jajanpinggiran.com.
Doclang. | Gambar diambil dari jajanpinggiran.com.
Namun doclang sepertinya kalah pamor dengan tauge goreng yang juga sama-sama khas Kota Bogor, Jawa Barat, kalah terkenal juga dengan lotek dan karedok yang juga khas Jaw Barat. Apalagi lotek dan karedok biasanya diberi sayuran yang lebih lengkap, mulai dari kangkung hingga terong.

Teci

Sejak memasuki awal tahun 2000-an sebenarnya makanan khas Sukabumi, Jawa Barat ini sudah mulai jarang yang menjual. Padahal dulu makanan ini sempat menjadi jajanan primadona anak-anak sekolah. Selain rasanya lezat, harganya sangat terjangkau karena bahan-bahannya tidak memerlukan biaya banyak.

Teci | Gambar diambil dari cookpad.
Teci | Gambar diambil dari cookpad.
Makanan yang biasanya dibentuk kotak atau jajaran genjang ini terbuat dari sagu yang diberi bumbu kacang. Namun entah mengapa, meski mudah dibuat, murah, dan enak rasanya tidak banyak lagi yang menjual, bahkan hampir tidak ada. Padahal makanan dari bahan yang sama seperti cireng dan cimol banyak penggemarnya, bahkan di Batam, Kepulauan Riau, banyak yang menjual.

Dodongkal

Sewaktu saya kecil, banyak yang menjual makanan ini di beberapa wilayah di Jawa Barat. Biasanya penjual menjual jajanan ini dikemas dengan daun pisang yang dipincuk. Rasanya sedikit gurih dan manis karena terbuat dari tepung beras yang diberi gula merah dicampur kelapa parut.

Biasanya kudapan ini disantap saat pagi atau menjelang siang, kala perut mulai keroncongan namun malas makan nasi. Namun sayang kini sepertinya sudah mulai sulit mendapatkan jajanan yang sedikit menyenyangkan ini. Entah karena kurang peminat, atau sedikit ribet membuatnya.

Dodongkal. | Gambar diambil dari bogordaily.net
Dodongkal. | Gambar diambil dari bogordaily.net
Ah, jadi kangen dengan jajanan-jananan Sunda tempo dulu. Daripada terus kepikiran, mungkin ada baiknya memang harus belajar membuat jajanan-janan itu. Apalagi kini tinggal membuka smartphone, daftar-daftar resep sudah terpampang rapi. Tinggal mencari yang sesuai saja. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun