Apalagi bila saat menyelam ke bawah laut, bukan terumbu karang atau ikan warna-warni yang terlihat, namun sampah plastik aneka warna. Secantik apapun kawasan wisata tersebut, akan berubah terlihat kumuh bila dipenuhi sampah-sampah plastik beragam kemasan. Sayang bila harus kehilangan kunjungan wisatawan hanya karena kebiasaan penduduk yang lebih suka membuang sampah ke laut.
Penanganan sampah perlu partisipasi semua pihak. Apalagi pemerintah juga memiliki target untuk menjadikan Indonesia bebas sampah pada 2020. Selain itu, berambisi untuk mengurangi sampah plastik secara bertahap di laut Indonesia hingga 70 persen.Â
Pemerintah memiliki beragam program untuk meminimalisir sampah plastik di laut. Program tersebut akan dijalankan secara bertahap selama delapan tahun kedepan, atau hingga 2025.
Mulai dari melakukan edukasi kepada masyarakat, baik orang dewasa maupun anak usia dini, menetapkan kebijakan yang mendukung, hingga melakukan kerjasama dengan negara tetangga. Apalagi sampah-sampah di laut memang tidak mengenal batas negara.Â
Untuk mengelola sampah, pemerintah dan masyarakat memang harus bergandengan tangan. Pemerintah wajib menyediakan fasilitas untuk menampung dan mengolah sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat. Sementara, masyarakat sendiri harus memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Lebih bagus lagi bila berusaha menekan sampah yang dihasilkan.
Saat berbelanja, bila tidak diperlukan jangan menggunakan kantong plastik, atau kalau perlu bawa kantong kain dari rumah. Bila bepergian untuk piknik bersama teman atau keluarga, ada baiknya membawa botol minum sendiri, bukan membeli air minum kemasan yang botolnya kita buang sembarangan.
Bila tidak bisa seperti itu, setidaknya jangan membuang sampah sembarangan, apalagi membuang ke laut. Sebab, bila sudah dibuang ke laut perlu upaya lebih ekstra untuk mengambilnya kembali. Apalagi bila sudah tenggelan ke dasar laut dan mencemari lingkungan sekitar.
Masyarakat Belakangpadang juga saat ini sudah mulai berbenah. Maret 2017 lalu masyarakat secara bergotong royong melakukan pembersihan sampah-sampah yang mengotori laut Belakangpadang. Sampah yang terkumpul saat itu mencapai 7 ton. Jumlah yang cukup besar untuk pulau yang dapat dikeliling 30 menit dengan menggunakan sepeda motor itu.