Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lautku Bebas Sampah? Bisa! Asal...

4 Desember 2017   01:04 Diperbarui: 6 Desember 2017   15:43 4336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat surut kita dapat melihat aneka sampah, terutama di titik-titik yang berdekatan dengan rumah tinggal. | Dokumentasi Pribadi

Sampah yang dihasilkan warga Belakangpadang. Lumayan banyak ya? | Dokumentasi Pribadi
Sampah yang dihasilkan warga Belakangpadang. Lumayan banyak ya? | Dokumentasi Pribadi
Hal lain yang cukup mengkhawatirkan dari dampak sampah plastik di laut adalah terganggunya wisata bahari yang saat ini sedang digalakan oleh pemerintah. Bila pantai kotor dan penuh sampah, wisatawan mana yang betah berlama-lama menghabiskan waktu di tempat tersebut.

Apalagi bila saat menyelam ke bawah laut, bukan terumbu karang atau ikan warna-warni yang terlihat, namun sampah plastik aneka warna. Secantik apapun kawasan wisata tersebut, akan berubah terlihat kumuh bila dipenuhi sampah-sampah plastik beragam kemasan. Sayang bila harus kehilangan kunjungan wisatawan hanya karena kebiasaan penduduk yang lebih suka membuang sampah ke laut.

Agar pantai tetap bersih daun dan sampah disapu. | Dokumentasi Pribadi
Agar pantai tetap bersih daun dan sampah disapu. | Dokumentasi Pribadi
Perlu Peran Serta Semua Pihak

Penanganan sampah perlu partisipasi semua pihak. Apalagi pemerintah juga memiliki target untuk menjadikan Indonesia bebas sampah pada 2020. Selain itu, berambisi untuk mengurangi sampah plastik secara bertahap di laut Indonesia hingga 70 persen. 

Pemerintah memiliki beragam program untuk meminimalisir sampah plastik di laut. Program tersebut akan dijalankan secara bertahap selama delapan tahun kedepan, atau hingga 2025.

Mulai dari melakukan edukasi kepada masyarakat, baik orang dewasa maupun anak usia dini, menetapkan kebijakan yang mendukung, hingga melakukan kerjasama dengan negara tetangga. Apalagi sampah-sampah di laut memang tidak mengenal batas negara. 

Untuk mengelola sampah, pemerintah dan masyarakat memang harus bergandengan tangan. Pemerintah wajib menyediakan fasilitas untuk menampung dan mengolah sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat. Sementara, masyarakat sendiri harus memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Lebih bagus lagi bila berusaha menekan sampah yang dihasilkan.

Saat berbelanja, bila tidak diperlukan jangan menggunakan kantong plastik, atau kalau perlu bawa kantong kain dari rumah. Bila bepergian untuk piknik bersama teman atau keluarga, ada baiknya membawa botol minum sendiri, bukan membeli air minum kemasan yang botolnya kita buang sembarangan.

Sebelum bersih-bersih pantai, pengumuman di tempel di kedai-kedai di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Sebelum bersih-bersih pantai, pengumuman di tempel di kedai-kedai di Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Bila memungkinkan plastik-plastik yang sudah tidak terpakai tersebut kita kemas menjadi sesuatu yang menarik dan dapat digunakan. Botol air minum kemasan misalkan, bisa dijadikan sebagai tempat untuk menanam tanaman, plastik bekas kemasan suatu produk kita sulap menjadi tas, atau payung.

Bila tidak bisa seperti itu, setidaknya jangan membuang sampah sembarangan, apalagi membuang ke laut. Sebab, bila sudah dibuang ke laut perlu upaya lebih ekstra untuk mengambilnya kembali. Apalagi bila sudah tenggelan ke dasar laut dan mencemari lingkungan sekitar.

Masyarakat Belakangpadang juga saat ini sudah mulai berbenah. Maret 2017 lalu masyarakat secara bergotong royong melakukan pembersihan sampah-sampah yang mengotori laut Belakangpadang. Sampah yang terkumpul saat itu mencapai 7 ton. Jumlah yang cukup besar untuk pulau yang dapat dikeliling 30 menit dengan menggunakan sepeda motor itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun