Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jual Soto Dayak, Pemuda Ini Kantongi Omset Puluhan Juta

4 Oktober 2017   02:46 Diperbarui: 4 Oktober 2017   02:46 2331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisa berswafoto dengan menggunakan ikat kepala Indian. | Dokumentasi Pribadi

Soto tersebut dibuat sedikit berbeda dari Soto Banjar, baik dari sisi bumbu maupun tampilan. Bila Soto Banjar berwarna kuning keemasan, Soto Dayak warnanya hitam pekat. Warna hitam itu berasal dari sambal khusus yang dibuat oleh Yusri. Sambal tersebut merupakan sambal andalan keluarga besarnya.

Ssst.. menurut Yusri, Soto Dayak sebenarnya tidak pernah ada. Itu bisa-bisanya dia saja untuk mem-branding Soto Banjar-nya menjadi soto yang unik. Tujuannya tentu saja agar masyarakat Batam banyak yang penasaran sehingga berbondong-bondong mencicip soto tersebut.

Bakso yang menjadi salah satu andalan Soto Dayak. | Dokumentasi Pribadi
Bakso yang menjadi salah satu andalan Soto Dayak. | Dokumentasi Pribadi
Pindah ke Lokasi yang Lebih Representatif

Strategi bisnis yang ia jalankan ternyata berhasil. Setelah memodifikasi produk, jumlah pengunjung meningkat tajam. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk menyewa sebuah ruko agar pengunjung lebih nikmat mencicip soto yang ia tawarkan. Setelah satu tahun membuka warung "misbar" aka gerimis bubar di kawasan Batamcentre, ia kini menempati salah satu ruko di Komplek Tiban City Square. Ruko tersebut persisis di sebrang KFC Tiban.

Ruko itu cukup luas, ada belasan meja mungil yang bisa ditempati pengunjung. Ada meja yang dipadankan dengan kursi-kursi kayu yang etnik, ada juga yang berbentuk lesehan. Pengunjung bisa duduk-duduk santai seperti sedang "ngariung" di ruang keluarga. Apalagi juga disediakan televisi yang cukup besar, bisa untuk menonton film atau bahkan karaoke.

Tak hanya itu, pengunjung juga bisa makan atau berfoto dengan aneka aksesories khas Dayak dan Indian. Ada panah dan penutup kepala. Selain itu, ada tulisan-tulisan berbentuk persegi yang kekinian. Tulisan yang ditampilkan pun lucu-lucu, seperti "Sedang Mencari Jodoh di Soto Dayak" atau "Dulu Saya Pernah Kurus".

Ada burger juga. | Dokumentasi Pribadi
Ada burger juga. | Dokumentasi Pribadi
Tak hanya itu, bila hobi melukis atau membuat oretan tangan, bisa mencorat-coret dinding berwarna hitam kedai makan tersebut sepuasnya. Soto Dayak menyediakan aneka kapur warna-warni untuk digunakan pengunjung. Bila dirasa kurang, pengunjung bisa menghapus oretan tangan yang sudah ada dan menimpanya dengan coretan baru.

Yusri mengungkapkan ia memang sengaja menyediakan dinding tersebut untuk dicorat-coret pengunjung. Tujuannya agar dinding tersebut lebih cantik dan tidak kosong melompong. Saat awal dibuka pada September 2016 lalu, ia sebenarnya ingin menghias dinding tersebut dengan lukisan atau wallpaper, namun karena biayanya cukup tinggi ia mengurungkan rencana tersebut.

Ia akhirnya memiliki ide untuk membiarkan didinding tersebut hitam polos begitu saja agar bisa digunakan pengunjung untuk mengekspresikan diri. Ia mengatakan daripada keluar uang sekitar Rp6 juta untuk menghias dinding, mending membeli kapur warna-warni yang harganya hanya ratusan ribu. Apalagi bila dibuat seperti itu, dekorasi dinding di kedai makan tersebut lebih variatif, bisa berubah setiap waktu sesuai dengan coretan pengunjung, sehingga tidak perlu upaya ekstra agar suasana kedai selalu terlihat baru.

Bisa berswafoto dengan menggunakan ikat kepala Indian. | Dokumentasi Pribadi
Bisa berswafoto dengan menggunakan ikat kepala Indian. | Dokumentasi Pribadi
Beromset hingga 5 Juta/Hari

Yusri menuturkan, saat pertama kali berjualan soto ia hanya memiliki satu karyawan. Kini setelah dua tahun berlalu, ia sudah memiliki tujuh karyawan yang sangat solid. Tujuh karyawan tersebut bekerja dari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 11:00 hingga 24:00 WIB. Namun karena semuanya laki-laki, akhirnya setiap Jumat diputuskan baru beroperasi setiap pukul 13:00 WIB, karena sebagian ada yang harus menjalankan shalat Jumat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun