Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Nasabah Cerdas dengan LPS

4 September 2017   00:01 Diperbarui: 4 September 2017   07:30 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya saya dan suami memberanikan diri mengkredit beragam perabotan rumah tangga. Dalam sekejap, rumah langsung penuh, namun kami sempat "sesak" karena harus membayar cicilan setiap bulan. Apalagi untuk barang-barang konsumtif bunga yang dibebankan sepertinya lebih tinggi. Selain itu, kami mengkredit melalui perusahaan pembiayaan, bukan melalui bank, sehingga bunganya memang lebih tinggi.

Kami sebenarnya cukup berterimakasih dengan uluran tangan si perusahaan pembiayaan, namun sejak kejadian itu kami justru menghindari mengkredit barang-barang konsumtif. Sebisa mungkin kami mengumpulkan uang dulu, baru membeli. Sayang lebihnya. Lebih baik, bersabar sedikit dengan menabung.

Lebih Bijak Menggunakan Uang
Sekecil apapun uangnya, akan cukup bila digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun sebanyak apapun uangnya, tak akan pernah cukup jika digunakan untuk memenuhi gaya hidup ~Anonim~
Saat wara-wiri kalimat tersebut di lini masa media sosial, saya sempat merasa "tercubit". Terkadang masih suka lebih mementingkan gaya dibanding fungsi. Padahal ada banyak varian produk yang fungsinya sama, namun harganya jauh lebih terjangkau, misalkan tas, sepatu, hingga peralatan rumah tangga.

Sekarang saya mencoba lebih cerdas mengelola uang. Untuk mendapatkan produk fashion berkualitas dengan harga terjangkau kantong, saya biasanya memanfaatkan promosi potongan harga. Saya pernah beberapa kali membeli sepatu dengan harga Rp50.000 hingga Rp100.000, padahal di toko sebelah harganya Rp400.000 hingga 500.000. Rasanya puas banget bisa mendapatkan barang bagus dengan harga jauh lebih murah. Sehingga, bisa ada kelebihan uang yang bisa disimpan --tentu saja asal membeli barang diskon tersebut secukupnya dan tidak kalap.

Saya dan suami memang sedang berusaha untuk lebih bijak menggunakan uang. Bukan apa-apa, saat kita membutuhkan uang untuk keperluan yang esensial, belum tentu ada yang bisa menolong. Apalagi masalah uang sangat sensitif, tekadang malah bisa menjauhkan keluarga dan sahabat terdekat.

Kalau keperluan kita hanya sebatas melengkapi perabotan rumah --saat benar-benar tidak ada uang sebenarnya bisa menunggu-- namun, apa jadinya bila uang yang kita butuhkan akan digunakan untuk keperluan yang lebih penting, misalkan untuk berobat atau untuk melahirkan, masa harus menunda melahirkan gara-gara tidak punya simpanan uang?

Saat ini memang sudah banyak asuransi kesehatan yang menanggung seluruh biaya perawatan maupun melahirkan. Namun saat ada keluarga yang "menginap" di rumah sakit, keperluan kita terkadang tidak hanya sebatas biaya rumah sakit, namun juga hal-hal lain diluar itu yang umumnya tidak ditanggung asuransi.

Sesulit apapun memang harus punya simpanan uang. Bila diibaratkan, simpanan tersebut seperti jaring yang akan menyelamatkan kita saat kita terjatuh. Kalaupun jaringnya tidak besar, setidaknya mampu menahan kita untuk tidak terpuruk dan terluka lebih dalam. Daripada sama sekali tidak memiliki jaring, dan jatuh begitu saja dari ketinggian.

Simpan Uang di Bank LPS
Agar nantinya tidak "gigit jari", simpan uang di bank-bank yang bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sehingga, dana kita tersimpan dengan aman. Tidak mau kan sudah letih berhemat dan memaksakan diri menabung, tiba-tiba uangnya raib akibat bank tersebut bankrut.

Tahun 1997 saat krisis moneter terjadi, tidak sedikit nasabah yang harus rela kehilangan uang akibat bank-bank yang gulung tikar. Namun sekarang tidak perlu khawatir, sejak 22 September 2005, pemerintah telah membentuk LPS untuk menjamin simpanan nasabah penyimpan. Namun dana yang dijamin terbatas hanya Rp2 miliar. Sehingga, bila memiliki dana lebih dari itu, sebaiknya disimpan di bank berbeda yang bekerjasama dengan LPS.
Saya sendiri memang lebih suka menyimpan uang di bank. Walaupun uang simpanan saya tidak banyak, tetapi tetap memerlukan tempat yang aman untuk menyimpan. 

Dengan menabung di bank, kita tidak khawatir uang simpanan tiba-tiba tercecer atau lupa taruh, tidak khawatir juga terbawa banjir atau kebakaran. Kalau teman-teman Kompasianer lain bagimana? Lebih suka menyimpan uang di bank juga kan? Salam Kompasiana!(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun