Waktu menunjukan pukul 09:00 WIB saat saya dan 91 bunda sampai di Pabrik PT Sari Husada Generasi Mahardika Klaten, Jawa Tengah, Jumat (25/8). Saat tiba di gerbang yang berwarna putih bersih, matahari sudah bersinar cukup terik. Saya sudah was-was, jangan-jangan kami harus berpanas ria berkeliling pabrik seluas 15 hektare tersebut.
Namun ternyata kami diantar bus. Tiga bus yang cukup besar, beriringan berkeliling pabrik mengantar perwakilan ibu-ibu dari seluruh Indonesia yang terpilih sebagai Mombassador SGM Eksplor 2017 --mulai dari Aceh, hingga Sorong Papua. Kami diantar untuk melihat-lihat secara keseluruhan pabrik yang memproduksi susu SGM.
Setelah berkeliling, saya baru tahu pabrik tersebut ternyata tidak sepanas yang dibayangkan. Sinar matahari yang terik, takluk dengan rindangnya pohon yang tumbuh di sekitar bangunan-bangunan besar. Ada ratusan pohon yang berjejer rapi diatas rumput hijau yang menghampar.
Air limbah sisa produksi susu tersebut juga dimanfaatkan untuk pengairan perkebunan jagung yang ditanam petani di sekitar pabrik. Saat kami melintasi kebun-kebun tersebut, terlihat pohon-pohon jagung yang tumbuh hijau dengan buah kuning yang menyembul keemasan. Jujur, mata saya sempat terbeliak berkali-kali melihat tanaman yang tumbuh subur berkat air limbah sisa produksi susu.
Mata saya semakin membesar saat berkesempatan mengintip proses pengolahan dan pengemasan susu SGM. Meski hanya melihat dari kaca bening dan tidak masuk ke dalam ruangan secara langsung, saya sangat kagum dengan mesin-mesin yang digunakan produsen susu yang kini bergabung dengan Danone tersebut.
Mesin yang digunakan untuk proses pengolahan dan pengemasan susu sangat canggih. Semuanya serba otomatis, tanpa tersentuh tangan manusia secara langsung sehingga lebih higienies. Bila ada susu yang kelebihan/kekurangan berat akan ketahuan dan tersortir dengan sendirinya. Demikian pula bila susu dikemas tidak sempurna.
Pekerja yang bertugas di pabrik juga menggunakan seragam khusus. Setiap tahapan pengolahan dan pengemasan menggunakan seragam yang berbeda. Sehingga, susu yang dihasilkan lebih higienies. Pengunjung dan pekerja yang tidak berkepentingan juga dilarang masuk ke dalam ruangan pengolahan dan pengemasan.
Anna menuturkan, hal tersebut dikarenakan, susu merupakan produk krusial, apalagi dikonsumsi oleh anak-anak. Sehingga, bila sembarangan orang diperbolehkan masuk dihawatirkan produk tersebut rentan terpapar kuman atau tiba-tiba ada barang kecil yang tak sengaja jatuh dan terkemas ke dalam produk. Meski sebenarnya Sarihusada sendiri memiliki alat khusus x-ray untuk memastikan tidak ada benda lain yang terkemas, selain susu.
Bahkan setelah anak saya mencoba susu itu pun --karena bosan dengan produk susu yang sudah dikunsumsi selama lima tahun terakhir, saya masih belum sepenuhnya percaya dengan nutrisi yang terkandung dalam susu SGM. Masa susu bagus harganya murah banget?
Saya ternyata tidak sendiri, ada beberapa yang juga memiliki keraguan yang sama. Saat acara Mombassador 2017 berlangsung, ada bunda yang bertanya. Bila produk SGM berkualitas, mengapa harganya bisa jauh lebih murah dibanding harga-harga susu sejenis? Bukankah ada istilah "ada harga, ada rupa"?
Saya baru tahu, ternyata saat pertama kali didirikan dengan nama NV Saridele pada 14 Agustus 1954 oleh Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tujuan diproduksi susu SGM memang untuk menunjang kecukupan protein nasional. Saat itu meski sudah sembilan tahun menyecap kemerdekaan, ternyata masih banyak anak-anak Indonesia yang mal nutrisi.
Namun ia menegaskan, meski harganya lebih terjangkau, produk-produk susu tersebut tetap diperlakukan dengan baik dan spesial. Bahkan penelitian untuk mengembangkan susu tersebut dilakukan oleh lebih dari 400 peneliti yang tersebar di tiga negara, yakni Belanda, Singapura dan Indonesia.
Sebelum diditribusikan, susu-susu SGM juga harus lolos 14 parameter --padahal secara nasional hanya ditetapkan lima parameter. Susu tersebut harus lolos dari indikator kualitas, indikator kehigienisan, dan indikator patogen, seperti Salmonella, Listeria monocytogenes, Eschericia coli, Clostridium perfringen, dan Enterobacter sakazakii yang beberapa tahun lalu sempat heboh, karena berdasarkan penelitian dari Peneliti IPB, ada beberapa susu yang mengandung bakteri berbahaya tersebut.
Selain itu, untuk memastikan tidak akan ada produk susu SGM yang dijual kepada konsumen melewati batas kadaluarsa yang sudah ditentukan, tiga bulan sebelum masa kadaluarsa, produk-produk SGM akan ditarik dari pasaran. Ah, mata saya jadi terbuka lebar, produk yang bagus ternyata tidak melulu harus berharga mahal.
Saya merasa beruntung terpilih menjadi salah satu Mombassador SGM Eksplor 2017. Selama tiga hari (24-26/8), saya berkesempatan bertemu dengan bunda-bunda hebat dari seluruh Indonesia. Menariknya, mereka bukan hanya kumpulan ibu rumah tangga, maupun ibu bekerja, namun juga bunda-bunda yang sangat peduli dengan nutrisi dan tumbuh kembang anak.
Sesuai dengan nama program, kegiatan tersebut merupakan program tahunan yang diadakan oleh produsen susu SGM Eksplor, PT Sari Husada Generasi Mahardika. Saya dan teman-teman termasuk angkatan ke lima. Jujur, saya tidak terlalu banyak berharap untuk terpilih. Selain tidak "hapal mati" produk-produk Sari Husada Generasi Mahardika, saya juga bukan ibu-ibu yang aktif di kegiatan sosial seperti Posyandu dan PKK. Saya lebih suka jalan-jalan dan menulis --membagikan sedikit wawasan yang saya punya.
Apalagi katanya seluruh admin fan page tersebut adalah ibu-ibu yang sangat paham dengan nutrisi dan tumbuh kembang anak. Sebagian dari mereka bahkan berprofesi sebagai bidan dan ahli gizi. Sehingga, pendapat dari mereka untuk kebaikan si buah hati pasti akan sangat membantu.
Jujur, saat pertama bergabung di fan page tersebut, saya bukan pengguna produk SGM. Saya suka bergabung karena memang sangat terbantu dengan informasi-informasi yang mereka sampaikan --terutama sharing dari ibu-ibu yang pernah mengalami kejadian yang sama. Masukan yang nyata seperti itu, lebih mudah diterapkan, dibanding yang hanya sebatas teori.
Acara Mombassador SGM Eksplor 2017 sebenarnya lebih banyak berinteraksi dengan bunda-bunda hebat. Ada banyak permainan yang disajikan. Kami melakukan outbound di Kawasan Candi Prambanan --tepatnya di depan Candi Lumbung, setelah sebelumnya makan siang di Rama Shinta Garden Resto.
Namun sesuai program acara yang menitik beratkan kepada nutrisi, permainan yang disajikan adalah permainan yang mengasah wawasan peserta terkait nutrisi. Ada banyak jebakan-jebakan yang bila tidak mengetahui lebih lanjut akan mengurangi poin yang sudah didapatkan peserta. Namun karena namanya juga permainan, kalah-menang bukan masalah, yang penting wawasan bertambah.
Selama ini tidak sedikit anak yang kekurangan gizi karena sang bunda salah memilih makanan. Beberapa bunda masih menganggap, makanan bergizi itu harus mahal. Padahal sebenarnya makanan bergizi tersebut bisa dibeli dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk mendapatkan protein tinggi misalkan, bisa didapat dari tahu atau tempe yang harganya bahkan lebih murah dibanding sebungkus mie instan.
Dengan adanya wawasan yang lebih baik terkait variasi makanan yang mengandung nutrisi tinggi --dengan harga jauh lebih terjangkau, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang mal nutrisi. Namun sayang, proposal yang disusun sepenuh hati tersebut gagal  meraih simpati juri. Mungkin karena lebih banyak program-program  pemberdayaan masyarakat yang jauh lebih baik, yang dibuat oleh kelompok lain.
Berkunjung dari Batam, Kepulauan Riau, ke Yogyakarta secara gratis, menginap di tempat shooting film AADC 2 tanpa biaya, sebenarnya sudah berkah tersendiri. Namun yang lebih menyenangkan pada acara tersebut adalah bisa bertemu dengan teman kuliah yang sudah terpisah selama 13 tahun. Jadi seperti reunian gratis.
Selain itu juga bisa bertemu dengan Kompasianer Muslifa Aseani yang selama ini hanya bertegur sapa di K+250, atau membaca tulisan dan melihat foto-fotonya, baik melalui Kompasiana maupun media sosial. Kompasianer tersebut mewakili Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H