Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan Pilihan

Ajinomoto, Membantu Menyulam Janji

8 Maret 2017   22:55 Diperbarui: 9 Maret 2017   08:00 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Produk Sajiku Ajinomoto yang dipajang di minimarket dekat rumah. | Dokumentasi Pribadi

Saat masih duduk dibangku sekolah menengah, ada satu janji yang saya ucapkan pada diri sendiri. Ikrar yang saya ungkapkan dalam hati berkali-kali – berulang-ulang, setiap tiba waktu makan siang dan makan malam. Sebuah janji yang tidak begitu umum bagi seorang pelajar SMA.

Sejak berseragam putih-abu saya berikrar, kelak bila saya sudah menikah, saya akan memasak sendiri makanan yang akan dihidangkan untuk suami dan anak (anak). Saya akan mengolah sendiri nasi beserta lauk pauk yang akan disantap oleh keluarga kecil saya. Kalaupun beli, tidak untuk makanan utama.

Janji tersebut sempat terucap karena mama saya pintar memasak, akan tetapi sejak saya beranjak dewasa, beliau hanya rajin membuat sarapan. Untuk makan siang dan makan malam, mama biasanya membeli lauk di warung makan dekat rumah. Terkadang saya diberi uang lebih untuk membeli makan diluar.

Sekali dua-kali saya senang diberi uang agak banyak sehingga bebas menentukan sendiri ingin makan siang apa. Awalnya saya juga bahagia saat makan malam bisa merasakan empal, dendeng, atau rendang buatan tetangga yang membuka warung makan lumayan besar. Namun, lama-lama bosan. Seenak apapun makanan tersebut, tetap saja sensasinya berbeda dengan makanan olahan sendiri. Apalagi bila harus dinikmati hampir setiap hari.

Bumbu Praktis Ayam Goreng Sajiku yang menjadi andalan saya memasak ayam goreng. | Dokumentasi Pribadi.
Bumbu Praktis Ayam Goreng Sajiku yang menjadi andalan saya memasak ayam goreng. | Dokumentasi Pribadi.
Beruntung mama saya lekas sadar. Mungkin karena melihat saya yang selalu uring-uringan setiap kali membuka lemari makanan dan mendapati makanan yang tersaji adalah hasil olahan si tetangga, atau saya yang selalu cemberut saat diberi uang lebih untuk membeli sendiri makanan untuk makan siang.

Akhirnya setelah ratusan hari merasakan masakan tetangga, mama saya kembali rajin memasak. Beliau hanya sesekali membeli lauk-pauk saat memang betul-betul tidak sempat memasak, atau saat kami lebih ingin mencecap semangkuk mie ayam Sido Mampir dibanding menikmati sepiring ayam bakar pedas.

Bumbu Sajiku, membuat olahan ayam menjadi lebih gurih. | Dokumentasi Pribadi
Bumbu Sajiku, membuat olahan ayam menjadi lebih gurih. | Dokumentasi Pribadi
Bumbu Praktis Siap Pakai Sang Penyelamat

Meski sudah bertekad untuk menyiapkan sendiri semua makanan untuk keluarga saat sudah menikah kelak, saya tak lantas hobi memasak. Saya malah lebih suka membersihkan rumah. Saat mama sibuk mengiris bawang, saya memilih mengepel, begitu pula saat mama kerepotan mengolah ayam, saya lebih suka mengelap jendela kaca yang mulai berdebu.

Apalagi menurut mama saya – yang sudah belajar memasak sejak kecil, mengolah makanan itu mudah. Keahlian memasak akan datang dengan sendirinya setelah terbiasa. Sehingga, mama saya bilang belajar memasaknya nanti saja setelah saya betul-betul serius akan menapaki bahtera rumah tangga. Beliau nanti yang akan membimbing saya langsung bagaimana cara memasak yang lezat.

Namun apa daya, dua bulan sebelum saya membina rumah tangga mama meninggal. Alhasil saya terpaksa harus menikah “dengan tangan kosong” – dengan keahlian memasak yang benar-benar nol. Jangankan memasak opor atau soto ayam, memasak tumis kangkung saja saya tidak bisa.

Saat membuat nasi goreng, Sajiku dari Ajinomoto tetap menjadi andalan. | Dokumentasi Pribadi
Saat membuat nasi goreng, Sajiku dari Ajinomoto tetap menjadi andalan. | Dokumentasi Pribadi
Prihatin dengan keahlian memasak saya, istri sepupu yang jago memasak berinisiatif mengajarkan saya beberapa olahan praktis. Beberapa hari sebelum saya menikah, ia mengajarkan saya bagaimana cara mengungkep ayam sebelum digoreng. Ia juga melatih saya bagaimana cara membuat sayur asam.

Hasilnya, enak banget, tetapi itu saat memasak bersama-sama istri sepupu. Saat saya mencoba memasak sendiri hasilnya tidak karuan. Ayam goreng buatan saya terasa getir karena kebanyakan memasukan kunyit saat ayam diungkeb. Sementara sayur asam yang saya buat lebih mirip kuah rujak saking asamnya. Mungkin karena saya terlalu banyak memasukan asam jawa.

Alhasil, air mata saya merebak setiap kali waktu makan tiba. Apalagi setelah menikah saya langsung pindahan dari Bogor, Jawa Barat, ke Batam, Kepulauan Riau. Saat itu, satu-satunya penolong saya adalah aneka website/blog dan secarik kertas dari istri sepupu yang berisi beberapa resep masakan.

Namun hanya mengandalkan deretan huruf tanpa memiliki sensememasak benar-benar ujian. Menakar bumbu sesuai dengan yang disarankan oleh si empunya resep benar-benar sulit. Apalagi bila sebelumnya tidak memiliki pengalaman memasak sama sekali. Sehingga, tidak ada patokan untuk mengira-ngira.

Produk Ajinomoto andalan saya saat memasak. | Dokumentasi Pribadi
Produk Ajinomoto andalan saya saat memasak. | Dokumentasi Pribadi
Beruntung di tengah keputusasaan tersebut saya menemukan aneka bubuk penolong di minimarket dekat rumah. Yup, bumbu praktis siap pakai yang diproduksi PT Ajinomoto Indonesia. Saat menemukan bumbu praktis Sajiku untuk ayam goreng, soto ayam, rendang, sayur sop, sayur asam, cap cay, hingga bumbu nasi goreng aneka rasa, saya seolah menemukan harta karun. Penderitaan saya untuk menakar bumbu yang pas seolah berakhir. Saya tinggal menaburkan bumbu-bumbu tersebut sesuai petunjuk, makanan lezat sesuai selera langsung terhidang.

Seiring kemampuan memasak yang terus membaik – hasil mencontek dari blog dan youtube, saya tak lantas meninggalkan aneka bumbu praktis siap pakai Sajiku. Bedanya, bila dulu menggunakan Sajiku Ajinomoto sebagai bumbu utama masakan, kini saya mulai memodifikasi masakan dengan membaurkan Sajiku dengan bumbu segar alami yang dibuat sendiri.

Saat membuat ayam goreng, saya biasanya menggunakan bumbu halus berupa ketumbar, bawang putih, jahe dan kunyit, serta sereh dan daun salam agar harum. Namun supaya rasa ayam goreng tersebut lebih maknyusss, saya biasanya menambahkan Bumbu Praktis Sajiku Ayam Goreng saat ayam tersebut diungkeb.

Produk Sajiku Ajinomoto yang dipajang di minimarket dekat rumah. | Dokumentasi Pribadi
Produk Sajiku Ajinomoto yang dipajang di minimarket dekat rumah. | Dokumentasi Pribadi
Begitupula saat membuat nasi goreng untuk sarapan pagi, meski sudah memasukan bumbu-bumbu yang diperlukan seperti bawang merah, bawang bombai, bawang putih, cabai dan tomat merah, saya tetap menaburkan bumbu Nasi Goreng Sajiku. Favorit saya adalah yang rasa seafood. Rasa gurih seafoodnya sangat terasa, apalagi di Batam memang bertabur aneka seafood, mulai dari udang hingga sotong yang berukuran besar sehingga dapat dipadankan agar rasa nasi gorengnya lebih lezat.

Jujur saja, Bumbu Praktis Sajiku sangat membantu mendongkrak rasa percaya diri saya yang tidak mahir memasak. Setiap memasak, saya selalu menaburkan Sajiku, tujuannya untuk mengoreksi bumbu yang saya buat – khawatir ada bumbu yang kurang, sehingga bisa dilengkapi dengan Bumbu Praktis Sajiku.

Dilengkapi resep dan cara penggunaan yang mudah. | Dokumentasi Pribadi
Dilengkapi resep dan cara penggunaan yang mudah. | Dokumentasi Pribadi
Produk Ajinomoto Lengkap, Mudah, Aman dan Halal

Saya suka produk-produk yang ditawarkan Ajinomoto karena lengkap. Dulu saat masih berstatus sebagai pelajar saya tahunya Ajinomoto hanya mengeluarkan produk penguat rasa, namun ternyata perusahaan tersebut terus berinovasi dengan meluncurkan beragam varian, mulai dari saus tiram hingga tepung bumbu.

Selain itu, petunjuk pemakaian produk juga dicantumkan dengan jelas dan mudah diikuti – bahkan bagi yang baru pertama kali menjejak dapur. Untuk kemasan tertentu, bahkan dilengkapi dengan resep makanan praktis, mulai dari cara membuat mie siram cap cay hingga membuat tempe panggang lezat.

Satu yang membuat hati lebih nyaman menggunakan produk Ajinomoto adalah jaminan halal dan aman dikonsumsi. Ajinomoto menjadi produsen MSG pertama di Indonesia yang mendapat Sertifikat Sistem Jaminan Halal (SJH). Seluruh produk yang dibuat perusahaan tersebut sudah dipastikan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sertifikat Sistem Jaminan Halal. | Dokumentasi ajinomoto.co.id
Sertifikat Sistem Jaminan Halal. | Dokumentasi ajinomoto.co.id
Sebagai seorang muslim, tentu saja hal tersebut sangat penting. Selain tidak berbahaya bagi tubuh, saya juga harus memastikan bahwa makanan yang saya konsumsi bebas dari bahan-bahan yang diharamkan oleh agama yang saya anut. Bila ada sertifikat yang jelas hitam diatas putih, rasanya lebih plong mengkonsumsi produk tersebut.

Ah, terimakasih Ajinomoto sudah membantu saya mewujudkan janji untuk memasak sendiri makanan untuk keluarga – meski sesekali masih “ingkar janji” dengan membeli masakan dari warung sebelah karena tidak kuat menahan godaan untuk mencicip pepes ayam yang sangat lezat atau mencecap gurihnya sup ikan. Terimakasih sudah membantu mempermudah perjuangan saya mengarungi rumah tangga tanpa bimbingan ibunda. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun