Aroma lembut nan wangi, membuat saya tidak ragu lagi menggunakan minyak kayu putih kapan saja. Bahkan sekarang, bila lupa di mana menyimpan roll on/parfum/cologne, saya hanya tinggal mengusapkan minyak kayu putih di badan sambil memijat-mijat lembut. Wangi rose atau lavender yang tercium, hampir sama seperti kita menggunakan parfum atau cologne. Agar khasiatnya lebih terasa, kita memang harus menggosok dan memijat-mijat minyak aromatherapy tersebut di badan, bukan hanya sekedar mengusapkannya.
Saya sendiri lebih suka menggunakan Kayu Putih Aromatherapy yang beraroma Rose. Saat semangat sedang drop, mencium aroma minyak kayu putih yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan nomor POM TR 061 661 241 tersebut langsung lebih bersemangat. Ide menulis yang awalnya stuck, perlahan kembali muncul. Apalagi bila minyak kayu putih tersebut digosokkan ke tangan dan kening.
Kayu Putih Aromatherapy yang lain adalah Lavender. Aroma minyak kayu putihnya yang menenangkan, seolah menjadi candu untuk rutin digunakan tiap kali ingin terlelap. Sebelum tidur, anak saya yang masih berusia lima tahun, bahkan rutin minta dipijat dengan menggunakan minyak kayu putih tersebut.
Namun, di antara semua minyak kayu putih tersebut, secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Kayu Putih Aromatherapy varian Ekaliptus. Minggu lalu, anak saya sempat terkena batuk, pilek, dan demam tinggi selama beberapa hari. Mungkin karena tidak enak badan, sebentar-sebentar minta digaruk – katanya punggungnya gatal, sebentar kemudian kaki atau tangannya yang gatal. Selain itu, meski panas tinggi hingga 39,5º C, badannya menggigil kedinginan. Kayu Putih Aromatherapy Ekaliptus sangat membantu saya agar tidak repot menggaruk punggung, kaki, atau tangan anak saya yang katanya gatal. Tiap anak mengeluh gatal, langsung saya balurkan Kayu Putih Aromatherapy varian Ekaliptus sambil memijit halus kaki, punggung, dan tangannya. Selain menghalau gatal, varian Ekaliptus juga membantu meringankan batuk-pilek yang diderita anak saya.
Bila dulu minyak kayu putih hanya masuk tas saat bepergian dengan anak, kini setelah Cap Lang yang sudah beroperasi sejak 1973 tersebut meluncurkan Kayu Putih Aromatherapy, saya selalu membawa minyak kayu putih tersebut ke mana pun saya pergi. Apalagi Kayu Putih Aromatherapy juga dikemas dengan cantik dan tidak mudah tumpah karena menggunakan tutup flip-top. Terbayang kan bila botolnya gampang bocor dan merembes ke mana-mana.
Teman-teman Kompasianer suka jugakah menggunakan Kayu Putih Aromatherapy? Kalau suka, aroma apa yang paling favorit? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. Salam Kompasiana! (*)