Agar rationing tidak terlalu berdampak kepada pelanggan yang tinggal di lokasi yang tiggi dan jauh dari IPA, ATB mengubah sistem distribusi di wilayah rationing – dari sistem gravitasi ke sistem direct pumping, sehingga distribusi air kepada pelanggan diharapkan lebih merata. ATB juga menambah air valve hingga membangun jaringan pipa baru di beberapa titik yang diperlukan.
Selain itu, agar pelayanan umum di rumah sakit pemerintah – dalam hal ini RSBP yang berlokasi di Sekupang – tidak terganggu dengan program rationing, perusahaan yang sudah beroperasi sejak tahun 1995 tersebut membuat jalur pipa khusus, sehingga suplai air ke rumah sakit tersebut tetap handal.
Setelah melalui rationing selama hampir tiga bulan, ATB akhirnya menghentikan program tersebut karena air baku yang mulai bertambah. Air baku Dam Sei Harapan yang awalnya menyusut 3,14 meter, kini sudah normal. Air baku dam tersebut bahkan surplus 0,9 meter dari titik nol.
Beberapa bulan terakhir, intensitas hujan di Kota Batam memang meningkat cukup signifikan dan berpengaruh terhadap penambahan air baku. Oleh karena itu, per akhir Desember 2015 ATB menghentikan program rationing dan kembali memproduksi air dengan jumlah normal. ATB berhasil melalui salah satu tantangan tersulit sepanjang beroperasi di Pulau Batam. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H