Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pesan Menarik dari The Good Dinosaur

14 Desember 2015   01:45 Diperbarui: 14 Desember 2015   06:51 2020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok Disney-Pixar/Arlo danSpot saat bahu membahu agar bisa kembali pulang."][/caption]

Akhir pekan lalu saya sempat menonton The Good Dinosaur – film yang bercerita mengenai kisah Dinosaurus Apatosaurus. Setelah jadi ibu-ibu, menonton film kartun khas anak-anak memang menjadi pilihan untuk mengisi waktu luang. Selain menemani anak, juga sekalian me-refresh pikiran. Apalagi film-film Pixar tak hanya menarik ditonton anak-anak, namun juga orang dewasa.

Meski cerita The Good Dinosaur terkesan lebih sederhana (dan mudah ditebak) dibanding Inside Out maupun film Pixar lain, seperti Up dan Ratatouille, namun ada banyak hikmah yang dapat diambil dari cerita tersebut. Sepanjang film, ada banyak sisipan pesan yang berguna bagi anak-anak (maupun orang dewasa).

Jangan Menilai Sesuatu dari Kemasan

Kemasan besar, belum tentu berisi sesuatu yang besar. Ida (sang ibu) dan Henry (sang ayah) harap-harap cemas menunggu tiga buah telur yang berisi calon anak-anak mereka. Telur tersebut ada yang berukuran kecil, sedang dan besar. Saat telur kecil menetas, keluar dinosaurus dengan postur sedang yang diberi nama Libby. Sewaktu telur yang berukuran sedang menetas, keluar dinosaurus dengan ukuran lebih besar (diberi nama Buck).

Saat telur paling besar akan menetas, Ida dan Henry secara tidak langsung mengira akan mendapatkan buah hati yang lebih besar lagi dari Buck, namun ternyata dugaan mereka salah. Meski ukuran telur sangat besar, yang keluar ternyata hanya seekor dinosaurus yang berukuran kecil (Arlo).

Secara tidak langsung, proses kelahiran tersebut mengajarkan anak-anak agar tidak menilai sesuatu dari kemasan. Sesuatu yang besar tidak selalu dilahirkan dari kemasan yang besar.

Pikiran Kita Lebih Berbahaya dari Kenyataan

Saat sudah mulai dewasa, Arlo mendapat tugas memberi makan ayam peliharaan keluarga. Ia sangat ketakutan saat sebuah pohon bergoyang-goyang. Arlo bahkan sempat jatuh dan membuat setengah jagung yang dibawanya berceceran. Ia mengira ada sesuatu yang membahayakan dibalik pohon tersebut. Namun belakangan diketahui, tidak ada yang berbahaya dibalik pohon tersebut. Hanya ada seekor anak ayam yang sedang mencoba membebaskan diri dari belitan tali.

Adegan tersebut seolah mengingatkan kita, setakut apapun tetap harus berpikir rasional dan tidak serta merta gugup sehingga malah membahayakan diri sendiri.

Meski Diremehkan, Ayo Buktikan Kita Bisa Juara

Saat diremehkan oleh dinosaurus yang lebih besar (lupa nama dan jenisnya) saat meminta bantuan agar bisa kembali berkumpul dengan keluarga tercinta, Arlo tidak serta merta berkecil hati. Ia malah menawarkan win win solution yang bisa menguntungkan kedua belah pihak. Hingga akhirnya Arlo bahkan menjadi pahlawan dan tak lagi dipandang sebelah mata karena berhasil menolong salah satu dinosaurus dari serangan maut kawanan elang purba.

Saya jadi berpikir, saat diremehkan, kita jangan berkecil hati, namun buktikan bahwa kita tidak seperti yang dipikirkan orang tersebut. Kalau bisa balikan situasi hingga orang tersebut malah respek dengan pencapaian yang kita raih.

Belajar untuk Tidak Menyalahkan Orang Lain

Saat sang ayah meregang nyawa karena terbawa arus sungai akibat badai, Arlo sempat menyalahkan Spot (anak manusia primitif yang kemudian menjadi teman karibnya). Ia berpendapat, seandainya saja Spot tidak mencuri jagung milik keluarganya, sang ayah mungkin masih hidup dan tidak terseret arus.

Namun belakangan ia menyadari, Spot bukan penyebab kematian sang ayah. Penyebab kematian sang ayah bisa jadi disebabkan oleh dirinya yang merupakan penakut akut. Seandainya saat itu ia memiliki karakter yang lebih berani, sang ayah mungkin masih hidup.

Saat terjadi hal-hal yang tidak diharapkan dalam hidup, terkadang kita menyalahkan orang lain. Padahal bisa saja kejadian tersebut menimpa kita karena ulah kita sendiri. Hmmm… jadi merasa terjewer dan semakin ingin belajar untuk tidak pernah menyalahkan orang lain.

Indahnya Budaya Saling Tolong Menolong

Arlo yang penakut dan sangat minim pengalaman untuk survive di hutan belantara, ditolong Spot untuk lebih berani menghadapi tantangan. Spot tidak hanya membantu Arlo saat diserang naga berbisa, namun juga ditolong dari krisis kelaparan. Selama tersesat dihutan, Spot membantu menyediakan makanan yang dibutuhkan Arlo.

Sebaliknya, saat Spot ditangkap kawanan elang purba untuk disantap, Arlo menolong dengan segenap tenaga agar Spot bisa selamat. Ia bahkan rela menekan rasa takut saat menghadapi badai dan arus sungai yang bergulung-gulung, agar sang sahabat dapat selamat.

Adegan ini jadi mengingatkan saya dengan budaya tolong menolong yang sebenarnya sangat kental di Indonesia. Sudahkah kita menolong teman kita yang kesusahan? Tetangga? Atau orang-orang terdekat?

Keluarga Merupakan Hal Utama

Saat Spot kembali bertemu dengan keluarga (yang sempat disangka sudah meninggal), Arlo tak lagi mengizinkan Spot untuk ikut bersamanya. Meski Spot memaksa, Arlo tetap meminta bocah pemberani tersebut ikut bersama keluarganya dan ia melanjutkan perjalanan agar (juga bisa) berkumpul kembali dengan ibu dan kakak-kakanya.

Sedekat apapun kita dengan sahabat, keluarga memang yang utama. Tempat terbaik bagi seseorang adalah keluarga.

Sebenarnya ada banyak amanat menarik dari film tersebut, namun menurut saya, lima hal tersebutlah yang paling menonjol dari rentetan pesan menarik di film The Good Dinosaur. Mungkin ada rekan Kompaisaner yang mau menambahkan? Salam Kompasiana!(*)

Ilustrasi: Disney-pixar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun