Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tiga Solusi Tekan Konsumsi BBM

30 Maret 2015   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:47 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1427746472823426637

[caption id="attachment_406662" align="aligncenter" width="544" caption="Sumber: Kompas.com/Admin"][/caption]

Pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) selalu mengalami peningkatan konsumsi. Kebutuhan BBM di Indonesia meningkat sekitar 8 persen per tahun. Berdasarkan data yang dirilis National Geographic Indonesia, pada tahun 2010 konsumsi BBM di Indonesia mencapai 38,2 juta kilo liter. Jumlah tersebut naik drastis menjadi 46,4 juta kilo liter pada tahun 2013. Sementara jumlah konsumsi BBM pada tahun 2014 lebih banyak lagi.

Berdasarkan data yang dirilis Metrotvnews.com, saat ini kebutuhan BBM di Indonesia mencapai 1,4 juta barel/hari. Bila dikonversikan kedalam liter, itu berarti Indonesia membutuhkan sekitar 222.600.000 liter BBM/hari (1 barel setara dengan 159 liter). Itu juga berarti setahun Indonesia membutuhkan BBM sekitar 80.136 .000.000 liter. Atau setara dengan 80,136 juta kilo liter.

Ironisnya, dengan jumlah kebutuhan BBM yang terus meningkat, produksi BBM di Indonesia justru terus menurun. Pria Indirasarjana melalui buku2020 Indonesia dalam Bencana Krisis Minyak Nasionalmeneyebutkan bahwa saat ini produksi minyak Indonesia tidak lebih dari 900 ribu barel/hari. Padahal pada tahun 1977,liftingminyak Indonesia mencapai 1,6 juta barel/hari dengan penggunaan sekitar 285 ribu barel/hari atau hanya sekitar 25 persen dari produksi.

Untuk memenuhi kebutuhan nasional, pemerintah terpaksa mengimpor BBM. Yup, sejak tahun 2004 produksi minyak mentah dalam negeri memang tidak mencukupi kebutuhan. Alhasil negeri yang sempat menjadi penghasil minyak tersebut terpaksa menjadi importir minyak mentah. (BPPT-Outlook Energi Indonesia 2014).

Pada 2014, Indonesia mengimpor 350 ribu barel per hari. Bila konsumsi BBM Indonesia terus meningkat tanpa melakukan tindakan apapun, impor BBM Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan dapat mencapai 2,2 juta barel/hari.

Padahal impor BBM selalu menggunakan US Dollar sebagai alat tukar. Seperti yang kita tahu, mata uang tersebut cenderung naik. Bila hal tersebut terjadi, ada berapa Rupiah yang harus dikorbankan pemerintah hanya untuk memenuhi kebutuhan BBM? Apalagi bila pemerintah terus mensubsidi kebutuhan BBM di Indonesia.

Mungkin ada beberapa yang berpendapat agar Indonesia segera meningkatkan jumlah produksi minyak nasional. Apalagi Indonesia dianugrahi wilayah yang cukup luas dengan kontur mendukung untuk eksplorasi minyak bumi. Namun mungkin sebagian dari kita lupa bahwa eksplorasi minyak membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Pemerintah (dan investor yang digandeng) harus melakukan survey untuk menentukan lokasi endapan minyak yang patut diambil. Setelah itu membuat infrastruktur dan menyediakan alat berat. Belum lagi mereka harus mengurus beragam administrasi – termasuk pembebasan lahan – yang terkadang prosesnya berbelit-belit (dan mahal!).

Proses menghasilkan BBM tidak semudah membuat tapai. Investor tinggal mencari ladang untuk ditanami singkong, setelah itu dipanen, kemudian diolah dengan menggunakan ragi, dan dijual. Ada banyak tahapan rumit yang harus dilalui hingga akhirnya dapat menghasilkan minyak yang bisa dinikmati.

Masa eksplorasi minyak yang membutuhkan waktu lama dan biaya mahal, mau tidak mau memaksa masyarakat untuk lebih bijak menggunakan BBM. Selain untuk menghemat pengeluaran pemerintah (karena beberapa jenis BBM masih disubsidi), juga untuk menjaga cadangan minyak dunia. Tidak mau kan bila nanti punya kendaran berderet, namun tidak dapat dijalankan karena tidak ada BBM yang dapat dibeli?

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghemat BBM. Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah melakukan beragam kebijakan untuk menghemat penggunaan BBM. Salah satunya adalah kebijakan untuk mengkonversi minyak tanah dengan gas. Kebijakan tersebut diambil pada masa Pemerintahan Presiden SBY.

KURANGI KENDARAAN PRIBADI

Berdasarkan data yang dirilis Metrotvnews.com, pola konsumsi BBM di Indonesia sedikit berbeda bila dibandingkan dengan negara lain. Negara lain lebih banyak memanfaatkan BBM untuk keperluan industri, sementara di Indonesia hampir 90 persen BBM digunakan untuk sektor transportasi yang didominasi oleh kendaraan pribadi. Situs tersebut menyebutkan, hanya sekitar tiga hingga lima persen saja BBM dinikmati oleh angkutan umum, sisanya dinikmati oleh kendaraan pribadi.

Data yang dirilis Buku BPPT-Outlook Energi Indonesia 2014 mungkin dapat dijadikan contoh. Berdasarkan buku tersebut, jumlah kendaraan pribadi di DKI Jakarta mencapai 96,5 persen untuk melayani 44 persen perjalanan, sementara jumlah angkutan umum hanya 3,5 persen dengan jumlah pelayanan 56 persen perjalanan.

Sama halnya dengan Jakarta, Batam, Kepulauan Riau juga demikian. Kendaraan pribadi sangat mendominasi. Jumlah kendaraan di kota yang berbentuk kalajengking tersebut selalu meningkat setiap tahun. Bila dirata-rata, pertumbuhan roda dua di Kota Batam mencapai 5.000/bulan, dan kendaraan roda empat 500 hingga 600 unit/bulan. (Batam Pos)

Umumnya masyarakat Batam terpaksa membeli kendaraan pribadi karena memang tidak ada angkutan umum masal yang memadai. Tidak semua lokasi di Batam dapat diakses oleh angkutan umum masal – bahkan untuk lokasi strategis di tengah kota. Itu makanya, demi mengurangi pengeluaran, masyarakat Kota Batam banyak yang membeli kendaraan pribadi. Bahkan beberapa ada yang memilih membeli kendaraan dulu, baru membeli rumah. Mungkin daripada aktifitas terhambat, lebih baik memaksakan diri membeli kendaraan roda dua atau empat.

Mungkin ini PR bagi pemerintah untuk menyediakan angkutan umum yang aman, nyaman, dan terjangkau agar angkutan pribadi dapat dikurangi sehingga diharapkan dapat berdampak pada berkurangnya konsumsi BBM. Bila angkutan umum masal nyaman, masyarakat diharapkan dapat lebih tertarik untuk “menaggalkan” kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum.

Selain menyediakan angkutan umum yang aman, nyaman, dan terjangkau, pemerintah mungkin ada baiknya menekan jumlah kendaraan pribadi dengan melakukan program “One In, One Out”. Batam sempat menjalankan program tersebut pada tahun 2000 dan berjalan cukup baik. Namun entah mengapa pada tahun 2002 program tersebut dihentikan.

BUDAYAKAN BERSEPEDA DAN BERJALAN KAKI

Untuk menghemat BBM, pemerintah juga ada baiknya menyediakan trotoar yang aman dan nyaman. Sehingga, untuk lokasi yang cukup dekat masyarakat lebih tertarik untuk berjalan kaki dibandingkan harus menggunakan kendaraan, baik pribadi maupun kendaraan umum. Hanya saja terkadang untuk jalan-jalan tertentu, tidak ada trotoar – kalaupun ada sudah “dikuasai” oleh pedagang ataupun pihak lain yang menyebabkan pejalan kaki tidak nyaman.

Selain itu, pemerintah juga ada baiknya mulai menggalakan penggunaan sepeda untuk keperluan sehari-hari. Saat ini masyarakat sepertinya lebih cenderung menyukai sepeda motor untuk digunakan sebagai kendaraan (jarak dekat) seperti ke pasar atau mengantar anak sekolah. Jarang rasanya melihat seorang ibu/ayah yang membonceng anaknya dengan sepeda seperti zaman dulu saat mengantarkan anak ke sekolah.

Ada baiknya pemerintah mengijinkan anak-anak sekolah (mungkin siswa SD/SMP) untuk membawa sepeda sendiri. Apalagi bila lokasi sekolah dan rumah berada disatu kompleks yang sama. Mungkin tidak harus diwajibkan, namun diizinkan untuk membawa sepeda ke sekolah. Apalagi biasanya siswa SD sedang semangat-semangatnya bermain sepeda. Namun pihak sekolah jangan lupa menyediakan tempat penyimpanan sepeda yang aman sehingga siswa tidak merasa khawatir saat meninggalkan sepeda mereka selama proses belajar mengajar berlangsung.

Bila sejak kecil mereka dibiasakan menggunakan sepeda, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan saat mereka dewasa lebih menyukai menggunakan sepeda untuk mendukung aktifitas sehari-hari dibanding menggunakan mobil atau motor.

Pemerintah juga mungkin secara bertahap harus mulai menyediakan fasilitas sepeda dijalan raya sehingga akan semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan sepeda sebagai pendukung aktifitas sehari-hari. Orang Indonesia umumnya mengikuti tren, bila sudah mulai banyak yang menggunakan sepeda untuk aktifitas sehari-hari, akan lebih banyak lagi orang yang menggunakan sepeda.

Saat ini sebenarnya di Batam sudah mulai menggalakan penggunaan sepeda untuk kegiatan sehari-hari terutama di wilayah pemerintahan – sekitar Batam Centre, hanya saja meski sudah digalakan beberapa tahun lalu, program tersebut belum berjalan dengan sempurna. Fasilitas jalan untuk pesepeda belum ada – baru ada himbauan untuk lebih memperhatikan pesepada yang dibuat tanda di beberapa titik jalan.

LEBIH HEMAT GUNAKAN LISTRIK

Sama seperti halnya kendaraan, listrik juga menggunakan BBM untuk tetap menyala. Itu makanya, bila menghamburkan listrik, berarti kita juga menghamburkan BBM. Hal tersebut dikarenakan, PLN masih menggunakan listrik sebagai penggerak untuk pembangkit listrik – meski tidak lagi sepenuhnya. PLN belum sepenuhnya dapat meninggalkan BBM karena masih minimnya gas dan batu bara yang dapat dimanfaatkan untuk mengganti bahan penggerak pembangkit listrik tersebut.

Beberapa dekade ini PLN masih banyak menggunakan BBM. Hal tersebut dikarenakan pembangkit listrik PLN umumnya mengandalkan teknologi diesel yang sangat boros dan menyebabkan biaya tinggi. Sehingga, saat harga minyak dunia naik, otomatis PLN juga menuntut untuk menaikan tarif.

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Semoga kita tidak hanya berpangku tangan ditengah upaya pemerintah menghemat BBM. Salam Kompasasiana!(*)

Referensi:

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/11/pemerintah-didorong-serius-kembangkan-bahan-bakar-non-fosil

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/09/06/288088/90-konsumsi-bbm-didominasi-sektor-transportasi

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/06/17/0441253/.Butuh.Rp.1.7.T.per.Hari.untuk.Impor.BBM

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/08/28/284202/indonesia-impor-bbm-capai-us-150-juta-hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun