Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Tiga Solusi Tekan Konsumsi BBM

30 Maret 2015   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:47 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghemat BBM. Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah melakukan beragam kebijakan untuk menghemat penggunaan BBM. Salah satunya adalah kebijakan untuk mengkonversi minyak tanah dengan gas. Kebijakan tersebut diambil pada masa Pemerintahan Presiden SBY.

KURANGI KENDARAAN PRIBADI

Berdasarkan data yang dirilis Metrotvnews.com, pola konsumsi BBM di Indonesia sedikit berbeda bila dibandingkan dengan negara lain. Negara lain lebih banyak memanfaatkan BBM untuk keperluan industri, sementara di Indonesia hampir 90 persen BBM digunakan untuk sektor transportasi yang didominasi oleh kendaraan pribadi. Situs tersebut menyebutkan, hanya sekitar tiga hingga lima persen saja BBM dinikmati oleh angkutan umum, sisanya dinikmati oleh kendaraan pribadi.

Data yang dirilis Buku BPPT-Outlook Energi Indonesia 2014 mungkin dapat dijadikan contoh. Berdasarkan buku tersebut, jumlah kendaraan pribadi di DKI Jakarta mencapai 96,5 persen untuk melayani 44 persen perjalanan, sementara jumlah angkutan umum hanya 3,5 persen dengan jumlah pelayanan 56 persen perjalanan.

Sama halnya dengan Jakarta, Batam, Kepulauan Riau juga demikian. Kendaraan pribadi sangat mendominasi. Jumlah kendaraan di kota yang berbentuk kalajengking tersebut selalu meningkat setiap tahun. Bila dirata-rata, pertumbuhan roda dua di Kota Batam mencapai 5.000/bulan, dan kendaraan roda empat 500 hingga 600 unit/bulan. (Batam Pos)

Umumnya masyarakat Batam terpaksa membeli kendaraan pribadi karena memang tidak ada angkutan umum masal yang memadai. Tidak semua lokasi di Batam dapat diakses oleh angkutan umum masal – bahkan untuk lokasi strategis di tengah kota. Itu makanya, demi mengurangi pengeluaran, masyarakat Kota Batam banyak yang membeli kendaraan pribadi. Bahkan beberapa ada yang memilih membeli kendaraan dulu, baru membeli rumah. Mungkin daripada aktifitas terhambat, lebih baik memaksakan diri membeli kendaraan roda dua atau empat.

Mungkin ini PR bagi pemerintah untuk menyediakan angkutan umum yang aman, nyaman, dan terjangkau agar angkutan pribadi dapat dikurangi sehingga diharapkan dapat berdampak pada berkurangnya konsumsi BBM. Bila angkutan umum masal nyaman, masyarakat diharapkan dapat lebih tertarik untuk “menaggalkan” kendaraan pribadi dan beralih ke kendaraan umum.

Selain menyediakan angkutan umum yang aman, nyaman, dan terjangkau, pemerintah mungkin ada baiknya menekan jumlah kendaraan pribadi dengan melakukan program “One In, One Out”. Batam sempat menjalankan program tersebut pada tahun 2000 dan berjalan cukup baik. Namun entah mengapa pada tahun 2002 program tersebut dihentikan.

BUDAYAKAN BERSEPEDA DAN BERJALAN KAKI

Untuk menghemat BBM, pemerintah juga ada baiknya menyediakan trotoar yang aman dan nyaman. Sehingga, untuk lokasi yang cukup dekat masyarakat lebih tertarik untuk berjalan kaki dibandingkan harus menggunakan kendaraan, baik pribadi maupun kendaraan umum. Hanya saja terkadang untuk jalan-jalan tertentu, tidak ada trotoar – kalaupun ada sudah “dikuasai” oleh pedagang ataupun pihak lain yang menyebabkan pejalan kaki tidak nyaman.

Selain itu, pemerintah juga ada baiknya mulai menggalakan penggunaan sepeda untuk keperluan sehari-hari. Saat ini masyarakat sepertinya lebih cenderung menyukai sepeda motor untuk digunakan sebagai kendaraan (jarak dekat) seperti ke pasar atau mengantar anak sekolah. Jarang rasanya melihat seorang ibu/ayah yang membonceng anaknya dengan sepeda seperti zaman dulu saat mengantarkan anak ke sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun