Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Berwisata Kuliner di Kelong Mak Uteh

4 Oktober 2014   02:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:28 819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dok Pribadi/Salah satu kelong yang ada di Piayu Laut.

Tadi siang saya bersama beberapa rekan kerja sengaja makan siang agak jauh dari kantor. Kami bertujuh sengaja menyempatkan diri untuk makan seafood di Tanjung Piayu. Awalnya kami akan makan di Kelong Jawa-Melayu yang biasa kami singgahi setiap kali kangen makan aneka olahan laut, namun karena menu di Kelong Melayu sedang tidak lengkap – tidak ada tapis, kerang, dan range yang merupakan makanan favorit kami, akhirnya kami memutuskan untuk makan di kelong sebelah, yakni Kelong Mak Uteh.

[caption id="attachment_363780" align="aligncenter" width="300" caption="Dok Pribadi/Jalan Masuk ke Kelong Mak Uteh."]

1412344594155978400
1412344594155978400
[/caption]

Seperti kelong lain yang ada di Piayu Laut, Kelong Mak Uteh menawarkan suasana laut yang khas. Kelong tersebut mengapung di atas laut sehingga kita dapat secara langsung menyentuh air laut, meski tentu saja tidak disarankan untuk menyentuh dan mencipratkan air laut.

14123371501604580692
14123371501604580692
Dok Pribadi/Kelong yang mengapung di laut.

Selain dapat mencicipi aneka udang, gong gong, sotong, ikan, kepiting, kerang dan lain-lainnya, kita juga dapat melihat langsung penagkaran ikan, udang, sotong, hingga kepiting. Aneka bahan olahan tersebut disimpan di keramba yang langsung terhubung dengan laut. Sehingga, bila membawa anak kecil dapat menjadi hiburan tersendiri. Kapan lagi lihat udang, sotong, dan kepiting seliweran diatas air laut dengan jumlah yang cukup banyak?

14123372171163316052
14123372171163316052
Dok Pribadi/Gonggong dan kerang bulu yang sedang ditangkar.

Aneka jenis makanan laut tersebut biasanya dibiarkan begitu saja di sana, nanti bila ada pesanan dari pelanggan, petugas baru akan mengambil udang, sotong, kepiting, hingga kerang. Sehingga, makanan yang dihidangkan lebih segar karena diolah dari aneka bahan yang baru diambil dari laut.

1412337285534906233
1412337285534906233
Dok Pribadi/Petugas di Kelong Mak Uteh saat mengambil kepiting.

Tak hanya itu, bila ingin melihat bagaimana petugas kelong membersihkan ikan, udang dll, pengunjung dapat mengintip ke tempat penyiangan ikan, udang, kepiting dll. karena tempatnya cukup terbuka dan pengunjung tidak dilarang untuk melihat secara langsung bagaimana mereka menimbang ikan/udang/sotong yang lagi dipesan dan menyianginya.

14123373462112416388
14123373462112416388
Dok Pribadi/Petugas saat menyiangi kepiting.

Berdasarkan cerita-cerita dari petugas penyiang ikan, di Piayu laut tersebut setidaknya ada empat kelong. Pemilik kelong dulu membuka usaha karena nelayan di daerah tersebut selalu mendapatkan ikan yang cukup banyak, namun sedikit sulit memasarkan ikan.

14123374001968638271
14123374001968638271
Dok Pribadi/Pengunjung saat menikmati hidangan.

Mak Uteh yang cukup pintar memasak akhirnya berinisiatif untuk membuka usaha kelong. Ia menampung ikan-ikan yang dihasilkan nelayan sekitar, kemudian mengolah dan menjualnya di kelong tersebut. Meski berjarak cukup jauh dari pusat Kota Batam, usaha mak Uteh dan beberapa rekan laris manis. Saat akhir pekan, kepiting yang diolah bisa mencapai 50 kilogram, begitu pula dengan ikan dan lainnya. Wow berapa keuntungan yang didapatkan oleh Mak Uteh setiap bulan ya? Hehe kepo.

1412337483697218353
1412337483697218353
Dok Pribadi/Pemandangan yang dapat dinikmati pengunjung.

Setelah ada kelong-kelong tersebut di Piayu Laut, kehidupan masyarakat sepertinya sedikit lebih meningkat. Mereka ada yang menjadi karyawan di kelong tersebut, ada juga yang mencari ikan dan jelas harus dijual di mana. Apalagi setiap hari, selalu ada tamu bermobil yang mampir ke wilayah mereka.

14123375511523398671
14123375511523398671
Dok Pribadi/Hamparan laut luas yang meneduhkan mata.

Jalanan di sekitar kelong yang dulu masih tanah, sekarang sudah mulai disemen. Hanya saja untuk jalan raya, masih tetap ada sekitar beberapa meter yang masih bertanah merah. Mungkin menunggu pemerintah yang berinisiatif membangun jalan aspal ke daerah tersebut.

14123376151857353499
14123376151857353499
Dok Pribadi/beberapa meter sebelum kelong pemandangannya masih hutan dan ada yang masih jalan tanah.

Padahal bila di seriusi, kelong-kelong tersebut dapat menjadi tujuan wisata. Apalagi setiap akhir pekan banyak pelancong dari Singapura dan Malaysia yang menyempatkan diri berkunjung ke Batam, baik untuk menikmati beragam resort, hingga wisata kuliner dan berbelanja fashion.

Apalagi Mak Uteh bukan pengusaha kelong satu-satunya, persis sebelah kelong yang ia kelola, ada kelong Jawa-Melayu milik kerabatnya. Kelong tersebut juga tidak pernah sepi dari pengunjung. Begitu pula dengan kelong-kelong lain yang ada di sekitar Piayu Laut, tak jauh dari Kelong Mak Uteh dan Jawa-Melayu.

Selain menyajikan makanan menggiurkan, kelong-kelong tersebut juga menawarkan panorama alam yang sangat indah. Persis di seberang kelong tersebut terdapat satu pulau kecil yang sepertinya tidak berpenghuni, bila boleh dimanfaatkan untuk keperluan wisata sepertinya sangat menarik. Namun apakah boleh, apakah itu hutan lindung? Saya kurang tahu =D.

Yup, berkunjung dari satu kelong-ke kelong lain selalu terasa nikmat, apalagi bila harganya tidak mencekik kantung seperti di kelong-kelong yang ada di Piayu Laut. Jadi yuk ah berwisata kuliner dari kelong ke kelong. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun