Saya sangat menyayangkan bila gedung-gedung tersebut tergerus cuaca begitu saja. Tiba-tiba dua atau tiga trahun lagi hanya ada vihara, Humanity Statue, dan Museum, karena bangunan yang lain sudah roboh. Padahal, untuk merasakan suasana Vietnam Camp secara utuh, perlu bangunan-bangunan pendukung yang lain.
Meski Vietnam Camp tidak secara langsung memiliki keterikatan sejarah dengan Indonesia, mungkin ada baiknya pemerintah lebih memperhatikan perawatan gedung-gedung di tempat wisata tersebut. Itu sebagai bukti, bahwa dulu, Indonesia sangat peduli pada warga negara tetangga. Ya, siapa tahu ada mantan pengungsi yang nantinya menjabat posisi penting di dunia internasional. Kan bisa ditunjukan tempat dimana ia berjuang untuk hidup mencari damai.
MINIM PENUNJUK JALAN
Jarak Vietnam Camp dengan pusat Kota Batam sebenarnya tidak begitu jauh, hanya memerlukan waktu sekitar 60 menit dengan kecepatan biasa. Namun karena berkali-kali salah jalan - sempat bablas hingga jembatan enam atau salah mengambil belokan, kami memerlukan waktu hingga tiga jam untuk sampai ke Vietnam Camp. Penunjuk jalan Vietnam camp hanya berukuran kecil panjang, tidak terlihat sama sekali bila sedang berkendara.
Sebenarnya kami sudah menyiapkan diri agar tidak salah jalan atau terlewat, kami sempat bertanya ke beberapa orang yang lumayan sulit ditemui, karena umumnya wilayah Galang masih daerah kosong yang tidak begitu banyak penghuni - Namun tetap saja terlewat.
Mungkin ada baiknya pengelola Vietnam Camp membuat baligho atau penunjuk arah yang lumayan besar. Sehingga, pengunjung dapat lebih mudah mengenali jalur yang harus diambil saat akan berwisata kesana. Kan sayang bila pengunjung tiba-tiba membatalkan niat mereka karena frustasi tak juga menemukan lokasi wisata tersebut. Salam Kompasiana! (*)
Kota Batam
Selasa, 9 Februari 2014