Jika Anda suka menonton anime atau drama Jepang berlatar zaman modern, tentu tidak asing dengan istilah "moshi-moshi". Memangnya, apa itu moshi-moshi dan kenapa harus diucapkan berulang?
Apa itu Moshi-moshi
Singkatnya, moshi-moshi adalah sapaan "halo" ketika orang Jepang menerima atau memulai telepon. Kata ini berasal dari kata kerja mousu yang berarti "mengatakan".Â
Hal ini bermula ketika Jepang memasuki zaman Edo dan teknologi telepon baru masuk ke negara tersebut. Pada masa itu, kata mousu, moushimasu dan moushiagemasu digunakan untuk menjawab telepon dari orang dengan status sosial yang lebih tinggi.
Secara harfiah, ketiga kata tersebut juga berarti "Saya akan berbicara/berkata". Karena dinilai terlalu panjang dan ribet, maka dipersingkat menjadi moushi.
Mengapa Diucapkan Dua Kali?
Bisa jadi Anda berpikir mengapa tidak mengatakan "moshi" saja? Kenapa harus "moshi-moshi"? Terdapat mitos dan fakta di balik kebiasaan orang Jepang saat mengangkat telepon ini.
Tidak Bisa Diucapkan oleh Siluman Rubah
Jangan mengira sebuah negara maju sekelas Jepang tidak memiliki mitos dalam kebudayaannya. Sebenarnya ada banyak sekali mitos yang berkembang di sana layaknya banyak daerah di indonesia, salah satunya soal penyebutan moshi-moshi.
Ya, di Jepang terdapat cerita soal siluman rubah bernama Kitsune. Hewan ini sangat kuat dan berbahaya sekaligus dapat berubah wujud.
Katanya, kitsune suka menjahili orang, salah satunya lewat telepon. Selain itu, ia tidak dapat mengucapkan moshi-moshi dan kosakata lainnya dengan baik.Â
Jadi, jika ada panggilan masuk dan si penelepon mengucapkan moshi-moshi dengan baik dan jelas, maka bisa dipastikan bahwa ia adalah manusia asli.
Jika Diucapkan Satu Kali, Berarti Dia Hantu
Mitos kedua yang juga berkembang di kalangan orang Jepang tentang penyebutan moshi-moshi ini adalah hantu tidak dapat menyebut moshi secara berulang.Â
Ya, mereka cuma dapat menyebut "Moshi" saja. Jadi, jika Anda memulai atau menerima telepon dari orang Jepang, wajib hukumnya untuk memulainya dengan menyebut "Moshi-moshi" agar tidak dikira hantu.
Operator Telepon yang Mengaturnya
Pada 16 Desember 1890, untuk pertama kalinya teknologi telepon masuk ke Jepang. Maka dari itu, di Jepang terdapat hari Telepon yang jatuh pada tanggal tersebut.
Masa itu, hanya orang-orang kaya saja yang dapat memiliki telepon. Mereka cukup sombong dan suka memandang rendah orang lain.
Orang-orang kaya tersebut suka mengatakan "Oi oi" yang senada seperti "Hey kau" dalam bahasa Indonesia. Lalu, lawan bicaranya akan mengatakan "Hai, you gozaimasu/gozansu" yang senada dengan "Baik, aku siap (untuk bicara)" dalam bentuk sopan.
Tentu saja, istilah "Oi oi" tidak sopan dan bahkan terdengar sangat kasar. Maka, operator telepon di Jepang menetapkan "Moushiagemasu" untuk mengawali percakapan telepon.
Nah, sekitar setahun sebelum telepon masuk ke Jepang untuk pertama kalinya, seorang montir listrik di Kementerian Teknik yang bekerja untuk Tanaka Seisakusho, bernama Shigenori Katougi, berkunjung ke Amerika Serikat untuk mempelajari sistem telepon.
Selama disana, Katougi-san mengamati bahwa orang Amerika mengucapkan "Hello" sebelum berbicara dengan lawan bicaranya di telepon.
Suatu saat, host-nya bertanya kepada Katougi tentang bagaimana orang Jepang mengatakan "Hello".Â
Katougi pun bingung untuk menjelaskan tentang "oi oi," "moushiagemasu," "mousu mousu," atau "moushi moushi". Maka dari itu, ia pun mengatakan bahwa orang Jepang mengatakan "Moshi-moshi" yang setara dengan "Hello".
Kemudian, di Jepang operator pria akan mengatakan "Mousu-mousu" dan operator wanita mengatakan "Moushi-moushi.
Seiring berjalannya waktu, operator pria semakin sedikit sehingga kata "Moushi-moushi" yang lebih sering terdengar.
Perlahan kata "Moushi-moushi" dipermudah menjadi "Moshi-moshi" dan sejarawan mengatakan bahwa istilah tersebut muncul pada tahun 1902.
Maka, sejak 1902 hingga kini, orang Jepang selalu mengawali telepon dengan kata "Moshi-moshi" yang setara dengan "Halo" di bahasa Indonesia.
Jadi, alasan mana yang lebih Anda percayai soal asal-usul penyebutan moshi-moshi di Jepang?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H