Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Buka Puasa dan Santap Sahur Nonton All England 2024

17 Maret 2024   15:05 Diperbarui: 17 Maret 2024   15:09 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin petang Sabtu 16 Maret 2024 bertepatan dengan buka puasa dengan menu es pisang ijo, bakwan jagung, tempe mendoan, dan americano Starbucks, pada hari kelima Ramadhan 1445 H, saya menonton pertandingan semifinal All England 2024 via SPOTV, jaringan televisi berbayar asal Korea Selatan.

Jadwal semifinal yang digelar di Utilita Arena Minoru Yoneyama, Birmingham, Inggris, mempertandingkan 10 laga yang dibagi dalam dua sesi. Hanya satu lapangan yang disiapkan, dengan karpet berkelir abu-abu tua mengganti warna hijau atau biru seperti biasanya, memberi nuansa baru menyaksikan badminton.

Ada tiga wakil Indonesia yang akan bertanding, dua dari tunggal putra yakni Anthony Sinisuka Ginting, dan Jonatan Christy. Satu lagi nomor ganda putra Fajar Alfian/ Muhammad Rian Ardianto. Keberhasilan Anthony mengalahkan Viktor Axelsen (unggulan 1) dan Jojo menang atas Shi Yuki (unggulan 2) di delapan besar membuat eforia penggemar badminton tanah air yang merindukan pemain tunggal putra melangkah jauh di turnamen paling bergengsi ini.

Pemain terakhir yang mencapai babak semifinal adalah Taufik Hidayat pada 2009 sebelum kalah melawan Lee Chong Wei. Adapun yang terakhir menembus final adalah Budi Santoso pada 2002, yang dikalahkan Cheng Hong dari China. Lebih jauh, pemain yang terakhir memenangkan trofi juara adalah Hariyanto Arbie pada 1994. Di final Hari menang atas Ardi B Wiranata (juara 1991). Itu gelar kedua Hariyanto, yang bergabung dengan Tan Joe Hook, Rudi Hartono, Lim Swie King, Ardi B Wiranata, sebagai pemenang tunggal putra All England dari Indonesia.

                                                                                          ****

Anthony bermain melawan pebulutangkis asal Perancis, Christo Popov di pertandingan ke-2 setelah duel ganda putri. Pasangan Jepang Nami Matsuyama/ Chiharu Shida berhasil mengalahkan rekan senegara, Rena Miyaura/Ayako Sakuramoto, straight set, 21-15, 21-12.

Tepat pukul 19.00 Wita, Anthony dan Popov masuk arena yang disambut sekitar delapan ribu penonton di Utilita. Selain ingin mendukung Anthony, saya penasaran dengan sosok Popov, siapa dia? Sehebat apa Popov hingga bisa melangkah ke semifinal? Bayangan awal saya gaya Popov bermain tidak berbeda jauh dengan pemain Eropa yang sangat mengandalkan fisik.

Popov memegan raket dengan tangan kiri, saat ini menempati rangking 24 dunia, ia kelahiran Sofia Bulgaria 22 tahun silam tapi berpaspor Perancis. Tubuh dan potongan rambutnya seperti boxer kelas menengah yang lincah pergerakan kedua kaki.

Popov menantang Anthony yang peringkat 5 dengan ambisi dan kepercayaan tinggi. Atmosfer All England benar-benar berbeda, kita bisa merasakan walau menonton dari streaming.

Pada gim pertama, kedua pemain berusaha saling menemukan celah, terjadi kejar-mengejar poin, mereka saling unggul bergantian. Anthony yang sudah leading 17-13, disusul Popov menjadi 17-17, kemudian 18-17. Anthony menyamakan lagi 18-18. Di sini saya yakin siapa yang lebih dulu mendapat poin krusial 19, akan menangkan gim pertama. Anthony yang berhasil merebutnya melalui reli menguras fisik. Namun setelahnya antiklimaks, ia membuat kesalahan beruntun, tiga pukulannya keluar lapangan. Hanya dalam satu kesempatan Popov merebut gim pertama dalam waktu 30 menit.

Pecinta bulutangkis tanah air cemas jika kesalahan-kesalahan Anthony masih terulang di gim kedua. Ia mendapatkan poin dengan susah payah, sedangakan Popov bisa dengan enteng meraih banyak poin mudah dari akumulasi kesalahan Anthony.

Di gim kedua Anthony melesat jauh, mengontrol dan mendominasi permainan. Unggul 17-3 dari awalnya 5-3. Anthony pun mengakhiri dengan 21-5 setelah pukulan drop shoot menyilang tidak dapat dijangkau Popov. Hanya dalam tempo 15 menit. Pemenang akan ditentukan di gim ketiga. Apakah Anthony bisa ke final?

Saya harus melewatkan awal hingga pertengahan gim ketiga karena waktu Isya dan tarawih di Makassar. Setelah 15 menit menjalankan sembahyang Isya di Masjid sebelah rumah, saya sempatkan kembali lanjutkan menonton.

Senang sekali, Anthony sudah unggul 11-6. Ia bermain lebih tenang, lebih sabar, dan memaksa Popov kesulitan untuk bangkit lebih kuat sebagaimana pada gim pertama. Anthony terus melaju, 16-8, lalu 17-10, lewat backhand keras yang menipu Popov. Setelah berbagi satu poin menjadi 18-11, Anthony mengakhiri pertandingan dengan melakukan smash keras yang dikembalikan Popov jauh melebar, 21-11.

Anthony merayakan kemenangan ini dengan melepaskan raketnya dan mengepalkan kedua tangan ke udara, seolah melepaskan beban berat yang dia tanggung untuk mewujudkan ekspektasi tinggi masyakarat Indonesia.

Sesaat setelah kemenangan emosional Anthony, salat tarawih dimulai pukul 20.35 Wita, saya kembali ke masjid sambil menunggu pertandingan Jonatan Christy melawan Lakshya Sen, pebulutangkis India, yang dijadwalkan pada laga kelima, setelah dua duel, yakni ganda putri dan disusul semifinal tunggal putri.

Jika Jojo menang, maka gelar tunggal putra dipastikan menjadi milik Indonesia setelah 30 tahun tak pernah dimenangkan.

Namun sayang saya terlewatkan pertandingan Jojo yang berlangsung sekitar pukul 24. 00, karena saya ketiduran menunggunya. Dua laga sebelumnya berlangsung panjang, nyaris tiga jam.

Saat bangun untuk sahur pukul 03.00 Wita 17 Maret 2024, saya langsung mencari tahu dan menemukan hasil menggembirakan dan melegakan, Jojo menang melawan Sen, dengan tiga gim, 21-12, 10-21, 21-15. Itu artinya kita pasti juara All England 2024.

Setelah menyantap sahur nasi ayam goreng selesai pukul 04.30, laga ke-9 dimainkan yakni semifinal ganda campuran antara dua pasangan China, Zheng Si Wei/ Huang Ya Qiong mengatasi Fen Yan Zhe/ Huang Dong Pin, 21-14, 21-13.

Pertandingan semifinal terakhir atau yang kesepuluh, giliran pasangan ganda putra Indonesia yang bertanding, Fajar Alfian/ Rian Hardianto, menghadapi pasangan Jepang, Takuro Hoki/ Yugo Kobayashi. Lewat permainan kompak dan solid, Fajar/Ryan berhasil mengalahkan Hoki/Yugo dengan dua gim langsung, 21-18, 21-18, menjelang matahari terbit di Makassar.

Di final Fajar/ Rian yang unggulan ketujuh akan melawan pasangan Malaysia unggulan kelima, Aaron Chia/ Sho Wooi Yik, yang mengandaskan perlawanan pasangan China Taipeh, Lee Jhe-Huei/ Yang Po-Hsuan, dengan skor 21-16. 21-15.

Pada Minggu 17 Maret ini, malam nanti saya akan kembali menyambut final All England 2024 dengan antusias.

Bravo Anthony, Jojo, Fajar/ Rian. Bravo Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun