Pemeriksaan super ketat imigrasi di Bandara Mehrabad adalah babak paling menegangkan. Rombongan Tony yang berjumlah tujuh orang diperiksa satu-persatu dengan teliti, terutama pemeriksaan akhir oleh Garda Revolusi Iran dekat pintu boarding yang mencari orang berpaspor Amerika Serikat. Serta ketegangan kejar-kejaran di landasan bandara antara mobil dengan pesawat yang siap terbang.
Ketika pramugari Swiss Air, maskapai yang mereka tumpangi, mengumumkan bahwa minuman alkohol sudah tersedia karena pesawat telah melewati perbatasan Iran, semua ketegangan film ini pada akhirnya mencapai klimaks.
Film Argo memang dikritik karena mengecilkan peran Kanada terutama Dubes Ken Taylor dan istrinya yang berani mengambil risiko besar menyembunyikan dan membantu merancang penyelamatan mereka di tengah krisis politik.
Terlepas dari itu menonton Argo adalah merasakan pengalaman menegangkan yang berakhir sangat mengharukan. Satu hal lagi, jangan lupa nikmati deretan lagu rock dari Rolling Stones, Van Halen, dan Led Zeppelin, yang mengisi soundtrack menambah sensasi film klasik.
Argo, Fuck yourself.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H