Kita masih ingat bagaimana Panser dikalahkan Meksiko 0-1, dan paling memalukan digasak Korea Selatan yang ditukangi Shin Tae-yong, 0-2. Salah satu kemenangan terbesar dalam sejarah sepak bola Korea Selatan.
Russia 2018 juga membuktikan hegemoni Eropa. Delapan besar dikuasasi enam negara dari konfederasi UEFA. Hanya Uruguay dan Brasil negara luar Eropa yang menembus perempat final. Itu pun harus terhenti karena Uruguay dikalahkan Perancis dan Brasil dipulangkan oleh Belgia.
Praktis all Euro semifinals di Russia 2018, Perancis versus Belgia, dan Inggris melawan Kroasia, yang menciptakan final Perancis berhadapan dengan Kroasia pada 15 Juli 2018 di Stadion Luzhniki, Moscow.
Kroasia adalah negara kecil tapi prestasi besar. Jumlah penduduknya tidak sampai 5 juta jiwa, negara kecil di semananjung Balkan ini merupakan pecahan dari Yugoslavia akibat perang saudara yang lama berkecamuk di sana.
Mereka menjadi anggota FIFA pada 1992. Namun 26 tahun kemudian mereka sudah berlaga di final Piala Dunia adalah suatu yang sulit dipercaya.
Perjalanan mereka di Russia jelas memperlihatkan semangat nasionalisme yang rela berkorban demi harkat martabat negara yang mengalami banyak masalah. Mereka tampil sebagai tim dengan materi mumpuni dan pantang menyerah.
Memadukan teknik apik dan fisik prima, penggawa Vatreni tampil fantastis dengan tiga streak kemenangan di grup, termasuk memporak-porandakan pertahanan Argentina.
Kisah heroik dengan militansi dan semangat nasionalisme terlihat jelas di fase gugur. Melawan Denmark di perdelapan final, Rusia di perempat final, dan Inggris di semi final, mereka selalu tertinggal dulu. Namun mampu bangkit dan kemudian menang.
Harmoni Perancis
Perancis menunjukkan kapasitasnya sebagai favorit kuat sejak fase gugur dengan penampilan dinamis, solid, impresif, dan stabil, dengan semangat membara.
Les Bleus maju ke final dengan cara yang paling efektif sekaligus mematikan. Tak perlu menjalani satu laga pun dengan perpanjangan waktu dan adu penalti. Bukan berarti diperoleh dengan kerja singkat dan mudah.