Perebutan gelar yang mendebarkan mendapat kesimpulan dan City kembali menjadi juara, mengalahkan Liverpool dengan satu poin, seperti yang terjadi pada 2019.
Guardiola terlihat berkaca-kaca sepanjang merayakan pesta kemenangan. Apa yang telah dicapai oleh Guardiola dan pasukannya memang luar biasa. Mereka juara empat kali dalam rentang enam tahun bertarung di liga paling keras persaingannya.
Seperti yang sudah Guardiola lakukan di Barcelona (2008-2012) dan di Bayern Munchen (2013-2016), Guardiola merevolusi Manchester City secara fundamental. Ia tidak hanya memenangkan trofi demi trofi, namun sudah menanamkan warisan berharga berupa identitas, nilai, dan filosofi sepak bola yang jelas bagi City.
Di mana pun Guardiola melatih ia sudah menetapkan standar yang sangat tinggi bagi para rivalnya. Dan itu baik bagi kompetisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H