Keretakan dalam kepemimpinannya telah terungkap oleh krisis Covid-19 pada awal tahun 2020. Alih-alih menjawab tantangan, seperti beberapa pemimpin lainnya, Jokowi awalnya merahasiakan informasi tentang tingkat pandemi, dengan mengatakan dia tidak ingin membuat publik panik. Ketika jumlah korban tewas meningkat, dia bimbang antara mengambil tindakan mitigasi yang diperlukan dan menyarankan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Selain menunjukkan kelemahan sistem kesehatan, pandemi Covid-19 juga telah membatalkan rencana ekonomi Jokowi, menghentikan pertumbuhan, melahirkan dua juta pengangguran, dan menghapus kemajuan selama satu dekade dalam pengentasan kemiskinan.
Terlepas dari diktumnya yang sangat lugas, Jokowi tetap menjadi sosok yang penuh teka-teki. Dia secara konsisten mengejutkan para kritikus terberatnya dan mengecewakan pendukung terkuatnya. Gaya kepemimpinan Jokowi bersifat paradoks.
Dia sering membuat kebijakan dengan cepat, tanpa dasar analitis yang kuat, dari tanggapannya terhadap krisis Covid-19, hingga rencana ambisiusnya untuk ibu kota baru di hutan Kalimantan.
Buku ini upaya Blend untuk menjelaskan beberapa kontradiksi Jokowi. Blend telah menghabiskan hampir 20 tahun mencoba memahami Indonesia, sebagai mahasiswa politik Indonesia, sebagai koresponden asing dan, sekarang, sebagai analis.
Selama delapan tahun terakhir sejak kampanye pemilihan gubernur DKI 2012, Blend punya akses ke banyak orang dekat Jokowi dan Jokowi sendiri. Ia telah mewawancarai lusinan menteri, pejabat senior, pejabat keuangan, dan berbagai macam pejabat untuk mengetahui apa yang ada di balik kebijakan presiden.
Blend sangat yakin pemimpin yang naik ke tampuk kekuasaan dengan memanfaatkan harapan dan impian puluhan juta rakyat Indonesia adalah perwujudan kontradiksi dari orang-orang ini dan bangsa ini. Hanya dengan memahami kontradiksi-kontradiksinya kita dapat sepenuhnya memahami kemana tujuan dia dan negaranya.
Kontradiksi Jokowi Kontradiksi Indonesia
Meski Jokowi menjadi presiden sebagai wakil dari partai politik keluarga Soekarno, belakangan terlihat bahwa ia memiliki lebih banyak kesamaan dengan Soeharto.
Pemahaman Jokowi tentang politik 'masih di level rendah'. Masuknya putra dan menantunya ke dalam kontestasi pilkada 2020 (dan terpilih), hanyalah contoh terbaru dan paling berani tentang bagaimana ia menjadi politisi transaksional. Penjelasan mudah untuk transformasi Jokowi yang nyata dapat ditemukan dalam ungkapan Lord Acton bahwa "kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan mutlak korup secara mutlak."
Robert Caro, jurnalis AS yang dikenal karena biografi politiknya yang diteliti, punya tesis bahwa 'kekuasaan selalu mengungkapkan'. Semakin tinggi Jokowi bangkit dari akarnya yang tidak jelas, semakin banyak kontradiksi politiknya terungkap.