Pada 8 Mei 2013, tepat tujuh tahun lalu, Manager legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson mengumumkan pensiun dari sepak bola. Bagi saya dan bagi banyak pecinta sepak bola, keputusan Fergie adalah keputusan terbesar dalam sejarah pengunduran diri seorang pelatih bola.
Tak terpikirkan dan terbayangkan di era sepak bola penuh persaingan berdarah-darah, ia bisa bertahan selama 26 tahun di satu klub, Manchester United, dengan gelimang medali dan trofi.Â
****
Saat Fergie mempublikasikan bukunya Alex Ferguson My Autobiography, pada 24 Oktober 2013, tentu saja publik sepak bola ingin segera mendapatkan buku yang akan menjelaskan misteri dalam pekerjaan Alex Ferguson sebagai manager sepak bola, yang sebelumnya tak pernah terliput dengan jelas. Ia memang dikenal manager yang sedikit menjaga jarak dari media.
Alexander Chapman Ferguson, lahir di Govan Glasgow pada 31 Desember 1941. Total 39 tahun ia menjadi manager sepak bola, dan menjadikannya paham betul bahwa manajemen sepak bola adalah tentang serangkaian tantangan yang tidak pernah berakhir, disebabkan oleh kerapuhan manusia.
Autobiografi Fergie terdiri dari 397 halaman dengan 25 bagian. Dalam buku, Fergie sudah jelas digambarkan sebagai manager terbesar dalam sejarah sepak bola Inggris.
Fergie memulai kisahnya dengan satu momen bersejarah yang menyelamatkan karirnya dari pemecatan di Old Trafford : Trofi perdana Piala FA 1990 yang diangkat di Wembley. Selanjutnya adalah sejarah besar sepak bola.
Dari 25 bagian, Fergie banyak mengurai hubungan emosional dengan bintang-bintang besar United, yakni David Bechkam, Rio Ferdinand, Christiano Ronaldo, Roy Keane, Ruud Van Nistelrooy, dan Wayne Rooney. Enam sosok yang dijadikan judul bab- dan ratusan pemain tidak-- tentu punya alasan tersendiri, yang mungkin akan membuat buku ini laris, terutama kronologis retaknya hubungan dengan Roy Keane dan David Bechkam.
Fergie mendeskripsikan Keane seorang pemain dengan energi, keberanian, dan darah yang panas, dengan naluri tajam pada sepak bola dan strateginya. Menjadi pemain paling berpengaruh di ruang ganti dan memberikannya banyak tanggung jawab. Singkatnya Keane yang membawa sebagian karakternya ke lapangan. Tapi Keane harus pergi pada November 2005 karena percecokan tajam.
Fergie juga dengan gamblang memuji tapi sekaligus menyudutkan David Beckham. Fergie menyebut Bekcs anak berbakat dengan energi luar biasa fit, tapi sayang menyia-nyiakan kesempatan besar menjadi satu legenda terhebat United, demi mengejar kehidupan selebritas. Becks memilih untuk menjadi terkenal dengan drama-drama tidak penting di luar sepak bola.Â
Fergie menguraikan kronologis insiden 'sepatu terbang' Fergie yang melukai alis wajah Becks yang ganteng. Ia juga menuduh Becks merasa lebih besar daripada Alex Ferguson, karena itu Becks harus dijual. Prinsip Fergie tegas, otoritas manager adalah mutlak. Dan menurut Fergie, Becks sudah tak pernah bisa berkembang setelah pergi meninggalkan Old Trafford.