Mohon tunggu...
Muhammad Zulfadli
Muhammad Zulfadli Mohon Tunggu... Lainnya - Catatan Ringan

Pemula

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Senegal, Singa Teranga Siap Menerkam di Rusia

25 Juni 2018   00:24 Diperbarui: 2 Desember 2022   23:27 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.fifa.com

Pelajaran Geografi dan Sejarah di masa sekolah hanya cukup membuat saya mengenal negara Afrika Selatan, Nigeria, Kamerun, bahkan Zimbabwe.  Jujur saja, saya tidak pernah tahu di Benua Afrika terdapat negara Senegal, sampai kemudian negara di Afrika bagian Barat yang beribukota di Dakar dan berpopulasi sekitar 15 juta jiwa ini menjadi tim peserta putaran final Piala Dunia 2002 Korea Selatan-Jepang.

Lewat undian Senegal mendapat kehormatan menjadi penantang Les Bleus Perancis di laga perdana turnamen akbar sejagad yang digelar pertama  kali di luar benua Eropa dan Amerika. Senegal dipandang remeh di Grup A yang menggabungkan Perancis, Uruguay, dan Denmark.

Sejarah telah tertulis, Senegal membungkam dan menjungkir balikkan semua prediksi para pengamat, media, dan rumah taruhan dengan menumbangkan Perancis yang saat itu berstatus sebagai Juara Dunia 1998 dan Juara Piala Eropa 2000. Gol tunggal Papa Diob ke gawang Fabien Barthez telah tercatat sebagai salah kejutan terbesar dalam sejarah pertandingan Piala Dunia .

'Singa Teranga' melangkah jauh di Piala Dunia pertamanya, melebihi harapan siapa saja. Setelah lolos dari grup berat, di babak perdelapan final Senegal berhadapan dengan Swedia yang sukses menyingkirkan unggulan utama turnamen, Argentina. Bertanding solid dan tak kenal lelah, mereka menerkam Viking Blagult 2-1 lewat drama golden goal, setelah tertinggal lebih dulu.

Kemenangan sekali lagi atas negara Eropa tersebut menjadikan Senegal menyamai prestasi Kamerun sebagai negara Afrika yang berhasil masuk delapan besar dunia. Senegal disebut oleh jurnalis sebagai tim ajaib. Pasukan 'Singa Teranga' akhirnya dijinakkan Turki dengan skor tipis 0-1, di Osaka, Jepang, juga melalui gol di masa perpanjangan waktu.

Senegal ketika itu dilatih Bruno Metsu, orang Perancis berpenampilan seperti seniman dengan rambut pirang gondrong. Bruno Metsu membangun tim dan kemudian mengibaratkan pasukannya yang terdiri dari nama-nama  Papa Malik Diop, El Hadji Diouf, Bouba Diop, Henry Camara, dan  tentu sang kapten bengal, Alliou Cisse sebagai Band of Brother

Metsu dikabarkan meninggal dunia pada 2013. Namun namanya selalu abadi dalam sepak bola dunia, terutama bagi Senegal, negara koloni Perancis selama tiga abad, yang mereka kalahkan di lapangan sepak bola di ajang Piala Dunia. Hari kemenangan bersejarah di Seoul 31 Mei 2002 tersebut disambut gegap gempita. Rakyat Senegal berpesta layaknya merayakan hari kemerdekaan untuk kali kedua.

Aksi Cisse Cs. di Korea-Jepang menjadi momen besar untuk bangsa Senegal dalam banyak aspek kehidupan, bahwa mereka percaya punya identitas yang bisa dibanggakan dan tak pantas direndahkan. Sepak bola mengajarkan mereka bersatu melawan banyak konflik di tanah Afrika.

Enam belas tahun lalu berlalu, setelah melewatkan tiga Piala Dunia, Senegal kembali datang ke panggung akbar empat tahunan ini. Pasukan 'Singa muda Afrika' kali ini dipimpin sang pelatih Alliou Cisse, yang 16 tahun lalu adalah kapten lapangan. Cisse sudah menjadi legenda Senegal. Bukan karena sang pelatih berpenampilan eksentrik  dengan rambut gimbal, yang sekilas seperti Bob Marley. Penampilan Cisse sangat tidak biasa untuk profesi pelatih sepak bola yang cenderung formal. Di Rusia ini Cisse adalah pelatih termuda, 42 tahun.

Ambisi ke Semifinal

Materi tim Senegal 2018 diyakini lebih mantap dan lebih kuat daripada tim Senegal 2002. Banyak menyebutkan skuad Senegal saat ini adalah generasi emas yang akan bersinar jika tampil kompak dan solid. Skuad 2002 bermaterikan pemain yang bergabung mayoritas di liga domestik dan Liga Perancis. Baru setelah turnamen selesai beberapa pemain yang tampil apik dikontrak klub liga Inggris. El Hadji Diouf  bermain untuk Liverpool, Bouba Diop ke Fulham,  dan Alliou Cisse ke Birmingham.

Bandingkan dengan sekarang. Lini per lini diperkuat pemain generasi terbaik yang dimiliki Senegal dan sudah cukup berpengalaman setelah ditempa keras di kompetisi liga-liga elit Eropa, tidak hanya di Liga Premier.  

Aksi penyerang  Sadio Mane paling dinanti, yang melejit di musim ini bersama Liverpool. Mane disebut striker terhebat Senegal sejak El Hadji Diouf, bahkan Diouf sendiri menyatarakan Mane dengan Geroge Weah, pesepakbola terbaik benua Afrika dari Liberia, karena pernah meraih gelar pemain terbaik dunia tahun 1995. Weah kini menjadi Presiden Liberia.

Di samping Mane, terdapat sejumlah talenta-talenta hebat dari dua bek tengah, 'si tembok' Kalidou Koulibaly (Napoli) dan Youssouf Sabaly (Bordeaux); Cheikho Sabaly (West Ham), dan Idrissa Gueye (Everton) menjadi andalan di tengah. Keiat Balde (AS Monako) dan Mbaye Niang (Torino) mendukung Mane sebagai trisula penyerang berbahaya.

Dengan kedalaman materi yang dapat diandalkan tersebut, 'Singa Teranga' kembali dapat mengaum lantang di daratan luas Rusia. Mereka berambisi menjadi tim pertama Afrika melaju ke semifinal.

Persaingan Terbuka

Mane Cs masuk dalam Grup H bersama Polandia, Kolombia, dan Jepang. Grup yang sangat merata dan sangat menarik karena empat tim perwakilan dari empat zona. Di laga perdana, 'Singa Teranga' membuat Polandia menggelepar, dan Jepang sukses membalas dendam atas Kolombia.

Persaingan semakin seru dimana pada laga kedua Senegal bermain imbang 2-2 dengan Jepang. Siapa yang akan lolos ke 16 besar akan sangat ditentukan pada hidup-mati Polandia versus Kolombia. Dan kemudian laga penentu Jepang berhadapan dengan Polandia, dan Senegal bertemu Kolombia.

Mari kita saksikan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun