Pajak memastikan pendidikan anak Anda adalah gratis. Asuransi memastikan bahwa jika Anda sakit, Anda bisa pergi ke klinik terdekat di mana Anda terdaftar dan mendapatkan perawatan yang layak. Pensiun memastikan bahwa anda dapat hidup dengan tenang meski sudah tidak bekerja.
Karena jika ketiganya tidak terpenuhi, Anda akan luput dan terlantar dari sistem yang terstruktur ini. Lantas bagaimana caranya untuk mengamankan tiga hal tersebut sebagai seorang migran?
Menilik dari beberapa orang yang saya kenal ketika tinggal di luar negeri, beberapa dari mereka memilih untuk menikahi bule sebagai jalan pintas untuk bisa tinggal di luar negeri.
Para suami inilah yang menjadi supporter atau penjamin dari orang-orang yang saya kenal. Sementara mereka memilih untuk menjadi blue collar worker bekerja sebagai cleaning lady atau nanny.
Sebagai informasi, pekerjaan ini tentunya pekerjaan lepas, tanpa kontrak dan dipekerjakan oleh orang yang membutuhkan dalam waktu-waktu tertentu.
Bayarannya pun terhitung per-jam. Jadi, making money is a matter of how hard you wanna work on yourself. Semakin lama bekerja, semakin banyak uang yang didapat, begitu juga sebaliknya.
Saya kenal seseorang yang memilih jalan ini dengan keadaan yang kurang enak untuk didengar. Boleh dikata dia menjadi seorang ilegal. Keseharian dan mobilisasinya diwarnai dengan lari dari satu gerbong kereta ke gerbong lainnya dan menghindari petugas kereta karena mereka tidak memiliki kartu identitas dan tidak membayar tiket.
Lain orang, lain cerita. Beberapa teman lain ketika sudah tinggal (samenwonen) dengan pasangan mereka  memilih untuk belajar bahasa Belanda dan mengambil tes kemahiran bahasa sebagai syarat resmi dari pemerintah bagi migran terdaftar.
Hasil tes adalah resmi dan diakui oleh negara sehingga hasilnya pun bisa digunakan untuk melamar pekerjaan yang layak.
Hal ini tentunya menjadi salah satu nilai plus sebagai seorang migran. Ada yang bekerja sebagai tour guide di kapal-kapal yang melintasi kanal Amsterdam, ada juga yang bekerja sebagai pegawai di kantor pos. Perlahan tapi pasti mereka membangun hidup.Â
Di sisi lain, ada peribahasa mengatakan 'Susah di negara orang, lebih baik susah di negara sendiri.' Ini lah yang saya tambahkan sebagai jawaban ketika ditanyai tentang apakah enak tinggal di luar negeri.