Mohon tunggu...
Cristie Angkat
Cristie Angkat Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah Universitas Sumatera Utara

Saya memiliki ketertarikan khusus pada tulisan-tulisan sejarah, fiksi ilmiah, dan sastra. Saya percaya bahwa melalui pengetahuan dan pemahaman tentang masa lalu, kita dapat memahami dunia kita hari ini dan merencanakan masa depan yang lebih baik. Fiksi ilmiah dan sastra juga memungkinkan saya untuk menjelajahi dunia ide dan imajinasi yang tak terbatas. Saya juga suka mendengarkan Musik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

7 Fakta Menarik Rumah Adat Bolon Pematang Purba: Warisan Budaya Yang Tersembunyi

9 Juni 2024   13:10 Diperbarui: 9 Juni 2024   13:29 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat ramuan Obat dengan Patung berbentuk manusia. Sumber : Buku Proyek pengembangan media kebudayaan ditjen. Kebudayaan departemen pendidikan 

Rumah Adat Bolon Pematang Purba merupakan salah satu destinasi wisata sejarah  yang berada di Desa Pematang Purba kecamatan Purba, kabupaten simalungun sumatera Utara. Kawasan Rumah Adat ini dahulu merupakan kompleks istana dari Kerajaan Purba, rumah ini dulu digunakan juga sebagai istana oleh para raja dan tempat menyambut tamu. Sejarah kapan tepatnya berdirinya Rumah Adat Bolon Simalungun belum diketahui dengan pasti. 

Namun menurut sejarah dari kekuasaan raja bermarga Purba Dasuha, diperkirakan Rumah Adat Bolon sudah berusia ratusan tahun. Seseorang raja yang pernah berkuasa bermarga Purba Dasuha di Desa Pematang Purba dan seorang "Pangultop" (penyumpit) di daerah Pak-Pak Dairi yang pekerjaanya sehari-hari menyumpit burung yang dapat diperkirakan pada Abad ke-XV yang merupakan raja pertama di Kerajaan Purba.

 Raja terakhir yang memerintah adalah Raja Tuan Mogang. Menurut narasi yang berkembang di masyarakat, tubuhnya hingga saat ini masih belum ditemukan, ada dugaan bahwa ia terbunuh saat meletusnya revolusi sosial di Simalungun pada tahun 1947 yang banyak memakan korban para raja dan bangswan di simalungun saat itu. Namun, siapa yang melakukan pembunuhan dan apa alasan di balik tindakan tersebut masih menjadi misteri hingga saat ini

1. Trowongan Pintu Masuk

Pematang adalah sebuat istilah yang diberikan kepada sebuah perkampungan yang dihuni raja, sementara perkampungan rakyat biasanya biasanya dikenal dengan istilah huta. 

Menurut cerita rakyat setempat, Pematang purba tadinya terletak diatas bukit yang sangat sulit untuk di tembus oleh musuh. Lembah-lembah di sekitarnya ditanami dengan tanaman beracun, satu-satunya jalan menuju kompleks tersebut adalah sebuah terowongan yang tersembunyi.

Saat ini apabila ingin masuk ke situs rumah adat bolon pematang purba harus melalui terowongan tersebut, tidak ada lampu di terowongan ini. Sumber penerangan hanya berasal dari cahaya di dua sisi pintu. Di tengah terowongan terdapat sebuah patungyang terbuat dari semen dan menjorok ke dalam dinding. 

Patung itu berjenggot dan duduk bersila, di lengannya terdapat gelang, menggunakan penutup kepala pria dalam adat Simalungun, serta mengenakan ulos yang terselempang ke sisi kiri. Patung tersebut merupakan patung penjaga pintu bermarga Purba yang memiliki sebutan Pangulu Pittu.

2. Delapan Bangunan tradisional Adat Simalungun

Situs rumah Adat Bolon Petang Purba merupakan kawasan situs yang bersifat terbuka dan berdiri diatas tanah seluah 5 ha. Didalamnya terdapat delapan bangunan tradisional simalungun yang dimana pada umumnya bangunan-bangunan tersebut berbentuk panggung dan dibangun tanpa menggunakan paku.  

Terdapat delapan bangunan yang berdiri secara terpisah, yang dimana sitiap bangunannya memiliki fungsi dan penamaan yang berbeda-beda. Dalam penamaannya, bangunan ini menggunakan Bahasa Simalungun. Bangunan-bangunan tersebut ialah: Rumah Bolon yang berarti rumah besar, merupakan tempat tinggal raja beserta istri dan anak-nakanya. 

 Rumah Losung yang merupakan tempat untuk menumbuk padi yang masing -masing lesung memiliki 12 lubang serta dilengkapi dengan alu (Penumbuk) yang terbuat dari kayu bulat panjang. 

Jambur, terletak di depan Rumah Bolon yang berfunsi sebagai tempat kendang kuda raja dan tamu raja.

 Jabu Jungga, bangunan ini merupakan tempat tinggal panglima kerajaan beserta keluarganya.

Bale Bettu, bangunan ini berada dekat dengan pintu masuk yang dimana bangunan ini merupakan Pos jaga. Disinilah tempat para penjaga kerajaan memantau setiap orang yang masuk kekawasan istana, dibangunan ini juga terdapat jeruji kayu.  

Bale Bolon, bangunan ini berfungsi sebagai kantor kerajaan yang dimana akan berlanggsungnya rapat raja maupun pengadilan.

Pattangan Raja, bangunan kecil yang terletak di depan Rumah bolon yang berfungsi sebagai tempat beristirahan raja.

Dan yang terakhir terdapat bangunan Pattangan Puang Bolon, yang berfungsi sebagai tempat untuk bertenun, , mengayam maupunberistirahan Puang Bolon (Permaisuri) bangunan ini terletak diantara Ru,ah Bolon dan Bale Bolon

4. Hukuman Menjilat Tiang

Kerajaan Purba dikenal dengan aturan yang tegas dan jelas, termasuk dalam hal pemberian hukuman. Sebagai bentuk penegakan aturan tersebut, didirikanlah sebuah bangunan yang dikenal dengan nama Balei Bolon. Bangunan ini berfungsi, yaitu sebagai ruang rapat dan juga sebagai tempat pengadilan. 

Pada bagian dalam Bale Bolon terdapat sebuah kamar pada bagian ujung ruangan yang dimana pada bagian atas terdapat sebuat tiang Nangggar Bolon yang terdapat banyak ornament. Terdapat empat patung manusia yang terletak di bagian bawah tiang berfungsi melindungi dan memfonis terdakwa secara magis. Disamping hiasan deformasi bentuk ular melilit-lilit yang diungkapkan secara abstrak, menunjukkan buah kreatipitas seni yang tinggi di samping mempunyai arti simbolis.

Nanggar/bosiha Bolon, merupakan tiang hukuman bagi keluarga kerajaan ataupun masyarakat yang bersalah dengan jalan menjilat tiang tersebut. Kalau bersalah celakalah dia dan kalau tidak sebaliknya.

5. Tradisi pengalihan kekuasaan dengan menyembelih kerbau

Terdapat tradisi unik dalam proses pengalihan kekuasaan kerajaan di Pematang purba yaitu ketika seorang Raja ingin mewariskan tahtanya ada sebuah ritual yang harus dilakukan. Ritual tersebut melibatkan penyembelihan seekor kerbau, tanduk kerbau tersebut kemudian digantung di dinding ruangan Bale Bolon sebagai bukti dan simbol kekuasaan bagi Raja yang akan datang, Setidaknya bukti sejarah itu masih dapat terlihat dimana ada 14 tanduk yang tergantung di dinding ruangan.  

Ditengah ruangan Ruamh bolon terdapat tiang yang di sebut tiang nanggar yang di hiasi berbagai ornament diantarnya pinar bunga trompet dan pinar lipan-lipan yang mempunyai makna agar seluruh penghuni di pematang purba tetap memperhatikan dan mematuhi undang-undang.

6. Tempat Ramuan Obat yang Unik

Sejak zaman dahulu, tradisi meracik obat telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia. Penting untuk kita pahami bahwa tempat penyimpanan ramuan obat tersebut memiliki peran yang sangat penting. Tempat ramuan obat ini hadir dalam berbagai bentuk dan perwujudan, semuanya dengan tujuan untuk meramu obat.

Yang dimana tempat ramuan obat tidak hanya memiliki nilai fungsional, tetapi juga memiliki nilai-nilai lain seperti magis, dan ekspresif. Di Kerajaan Pematang Purba, tempat ramuan obat ini berbentuk patung primitif. Patung ini tidak hanya berfungsi sebagai penutup tabung ramuan, tetapi juga menunjukkan faktor magis yang sangat menentukan efektivitas obat yang tersedia. Hal ini menunjukakan bahwa tempat ramuan obat ini bukan hanya sekedar wadah penyimpanan, tetapi juga simbol dari pengetahuan dan tradisi meracik obat yang ada di Pematang Purba

7. Satu-satunya Istana kerajaan Simalungun yang selamat dari Revolusi Sosial

Dari tujuh kerajaan yang pernah ada di Simalungun, Kerajaan Purba adalah salah satu yang paling menonjol. Uniknya, Kerajaan Purba adalah satu-satunya kerajaan di Simalungun yang masih memiliki warisan berupa istana yang masih berdiri hingga saat ini. Istana ini menjadi saksi bisu sejarah dan perjalanan waktu kerajaan-kerajaan di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. 

Sayangnya, keberadaan istana-istana kerajaan lainnya di Simalungun sudah banyak yang hilang. Banyak di antaranya yang telah dihancurkan atau dibumihanguskan saat terjadi revolusi sosial.

Pada tahun 1961 situs Rumah Adat Bolon pematang Purba ini ditetapkan sebagai objek wisata oleh Bupati Simalungun, Rajiman Purba Bupati simalungun pada masa itu mengadakan pertemuan dengan ahli waris dan mengusulkan situs ini menjadi Museum Pematang Purba. 

Asset kekayaan Rumah Bolon telah menjadi milik seluruh rakyat Indonesia melalui seremonial penyerahan resmi yang dilakukan Ahli Waris Kerajaan kepada Pemerintah Daerah pada Tahun 1964. Dan saat ini situs Rumah Adat Bolon Pematang Purba dikelolah oleh Yayasan museum Simalungun yang disahkan oleh Renatus Lumban Raja dengan Akte Nomor 13 tanggal 17 Juni 1966.

Sumber: 

Dinas kebudayaan dan parawisata provinsi sumatera utara (2016). Pendataan dan perekaman benda cagar budaya di kabupaten/kota provinsi sumatera utara.  Museum negeri provinsi sumatera utara.

Bobinab dkk (2018) Album sejahah seni budaya batak simalungun dan toba bab I & II. Proyek pengembangan media kebudayaan ditjen. Kebudayaan departemen pendidikan dan kebuda yaan republik indonesia. Jakarta

Hakimi arsya saragih dkk (2020). Rumah adat bolon sebagai warisan budaya di desa pematang purba kabupaten simalungun. Universitas islam negeri sumatera utara. Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun