Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reuni Virtual Neun Muti Noemuti, Mengasihi sebagai Saudara

22 Agustus 2021   09:48 Diperbarui: 22 Agustus 2021   10:16 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tanggal 21 Agustus 2021, kaum berjubah, Paroki Noemuti dan Paroki Maubam atau 'Neun muti, Noemuti' mengadakan kegiatan Reuni bersama dengan teman, "Hendaklah Kamu Saling Mengasihi sebagai Saudara."

Pastor Albertus Purnomo, OFM, sebagai pembicara pertama mebawakan materi tentang "Persaudaraan Menurut Kitab Suci." Sementara itu, Pastor Purbo Tamtomo, Pr,  sebagai pemateri kedua berbicara tentang "Persaudaraan menurut Hukum Gereja"

Berbeda dengan kegiatan Reuni sebelumnya, acara reuni tahun ini, berlangsung selama dua hari, yang diikuti oleh para  romo, pater, suster, frater, bruder, keluarga, serta utusan dari orang tua, dilakukan secara virtual.

Pastor Albertus menegaskan bahwa, Kerendahan hati dan mau mengampuni merupakan dasar persaudaraan sejati. "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, Seperti minyak yang baik di atas kepala, meleleh ke janggut."

Foto.dok.pribadi/ para suster, peserta reuni virtual
Foto.dok.pribadi/ para suster, peserta reuni virtual
Persaudaraan itu diibaratkan sepert rantai, bahwa kekuataan terletak pada kesetaraan di antara semuanya. Ada satu rantai yang membesar, maka rantai itu putus.

Sedangkan Pastor Purbo Tamtomo, Pr, menegaskan bawah, dalam kebersamaan kita mengalami perjumpaan secara baru dengan Kristus yang bangkit, sebaliknya dalam kesendirian sulit mengalami perjumpaan dengan Tuhan.

" Sapaan sederhana dan manusiawi menumbuhkan kegembiraan dan kepercayaan. Pengalaman ini menjadi "pintu" untuk mengalami kehadiran Kristus. Acapkali diperlukan semangat kerendahan hati untuk memungkinkan komunikasi manusiawi yang hidup."

Foto.dok.pribadi/peserta reuni dari berbagai daerah dan negara
Foto.dok.pribadi/peserta reuni dari berbagai daerah dan negara
Acara Reuni Kaum Berjubah Noemti, diikuti oleh Lima Ratus lebih peserta, dari berbagai daerah dan juga dari luar negeri. Meski dilakukan secara virtual, namun tidak mengurangi kemeriahannya, karena diselingi dengan sambutan dan peneguhan dari sesepuh Noemuti dan lagu dari para frater, suster, dan awam, dari luar negeri.

Berbuat baik, ramah menyapa orang lain. Jangan omong tentang persaudaraan bila tidak rajin untuk memaafkan. Rendah hati untuk memohon maaf, Tanpa kenal lelah mendekati orang yang memusuhi kita.

Persaudaraan itu seperti mata dan tangan, ketika tangan sakit mata akan menangis, tetapi ketika  mata menangis, tangan akan mengusap air mata. Pembelajaran berharga mengasihi sesama seperti sebagai saudara dan rela mengampuni adalah kunci dari persaudaran sejati.

Atambua, 22.08.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun