Hari ini tanggal 21 Agustus 2021, kaum berjubah, Paroki Noemuti dan Paroki Maubam atau 'Neun muti, Noemuti' mengadakan kegiatan Reuni bersama dengan teman, "Hendaklah Kamu Saling Mengasihi sebagai Saudara."
Pastor Albertus Purnomo, OFM, sebagai pembicara pertama mebawakan materi tentang "Persaudaraan Menurut Kitab Suci." Sementara itu, Pastor Purbo Tamtomo, Pr, sebagai pemateri kedua berbicara tentang "Persaudaraan menurut Hukum Gereja"
Berbeda dengan kegiatan Reuni sebelumnya, acara reuni tahun ini, berlangsung selama dua hari, yang diikuti oleh para romo, pater, suster, frater, bruder, keluarga, serta utusan dari orang tua, dilakukan secara virtual.
Pastor Albertus menegaskan bahwa, Kerendahan hati dan mau mengampuni merupakan dasar persaudaraan sejati. "Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun, Seperti minyak yang baik di atas kepala, meleleh ke janggut."
Persaudaraan itu diibaratkan sepert rantai, bahwa kekuataan terletak pada kesetaraan di antara semuanya. Ada satu rantai yang membesar, maka rantai itu putus.
Sedangkan Pastor Purbo Tamtomo, Pr, menegaskan bawah, dalam kebersamaan kita mengalami perjumpaan secara baru dengan Kristus yang bangkit, sebaliknya dalam kesendirian sulit mengalami perjumpaan dengan Tuhan.
" Sapaan sederhana dan manusiawi menumbuhkan kegembiraan dan kepercayaan. Pengalaman ini menjadi "pintu" untuk mengalami kehadiran Kristus. Acapkali diperlukan semangat kerendahan hati untuk memungkinkan komunikasi manusiawi yang hidup."
Reuni Kaum Berjubah Noemti, diikuti oleh Lima Ratus lebih peserta, dari berbagai daerah dan juga dari luar negeri. Meski dilakukan secara virtual, namun tidak mengurangi kemeriahannya, karena diselingi dengan sambutan dan peneguhan dari sesepuh Noemuti dan lagu dari para frater, suster, dan awam, dari luar negeri.
AcaraBerbuat baik, ramah menyapa orang lain. Jangan omong tentang persaudaraan bila tidak rajin untuk memaafkan. Rendah hati untuk memohon maaf, Tanpa kenal lelah mendekati orang yang memusuhi kita.
Persaudaraan itu seperti mata dan tangan, ketika tangan sakit mata akan menangis, tetapi ketika mata menangis, tangan akan mengusap air mata. Pembelajaran berharga mengasihi sesama seperti sebagai saudara dan rela mengampuni adalah kunci dari persaudaran sejati.
Atambua, 22.08.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H