Hari ini, anak-anak kelas lima, Sekolah Dasar Se-Paroki Katedral Atambua, menerima Komuni Pertama. Setelah tertunda hampir setahun karena masa penyebaran virus corona, akhirnya kerinduan anak-anak untuk menerima hostia kudus terjawab sudah.
Memang, perayaan komuni tahun ini tidak seperti biasanya, mengingat masa covid maka dirayakan dengan menerapkan protokol kesehatan. Misalnya perayaan ekaristi disederhanakan, dibagi dalam lima gelombang, tidak menerima komuni dalam dua rupa, (hanya tubuh Kristus), menerapkan pola 3M, menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker.
Khusus untuk hari ini, perayaan Komuni Pertama terjadi di dua tempat berbeda yakni di Gereja Katedral Atambua dan di Bakal Paroki Kuneru. Sedangkan pakaian yang dipakai anak-anak adalah pakaian seragam, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Sejujurnya saya mengatakan bahwa anak-anak memang sudah lama menantikan momen ini. Mereka sudah tidak sabar untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus. Karena itu, ketika diputuskan untuk pelayanan Komuni Pertama, mereka menyambutnya dengan gembira. Bagaimana pun juga, satu tahap dalam iman Katholik harus mereka lalui yakni penerimaan Komuni Suci.
Turut hadir dalam misa komuni pertama hari ini adalah orang tua. Anak-anak didampingi oleh orang tua. Memang, iman anak-anak masih terus berkembang, karena itu, dibutuhkan pendampingan berkelanjutan dari orang tua. Orang tua menjadi jaminan bagi perkembangan iman anak.
Satu momen istimewa dalam Perayaan Komuni Pertama hari ini adalah anak-anak menyalakan lilin sambut baru. Lilin bernyala adalah lambang kehadiran Kristus. Semoga lilin yang bernyala tidak padam di tengah perjalanan hidup, tetapi tetap bernyala sampai mati. Proficiat anak-anak, dan selamat berbahagia untuk peristiwa hari ini.
Atambua, 19.06.2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H