Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengalaman Pertama Ketika Menerima Vaksinasi Covid-19

16 Maret 2021   11:56 Diperbarui: 16 Maret 2021   13:19 4300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto.dok.pribadi/Romo Melki Meak Pr. Saat divaksinasi Covid-19, di Puskesmas Kota Atambua NTT

Hari ini Selasa, 16 Maret 2021, para tokoh agama Kabupaten Belu menerima Vaksinasi covid-19. Dari sekian nama yang telah mendaftar untuk divaksin, saya juga termasuk yang menerima vaksinasi covid-19.

Awalnya saya mendaftarkan diri lewat link yang beredar di grup whatsapp (WA) para pastor. Saat pendaftaran kita ditanya soal riwayat penyakit, disebutkan beberapa macam penyakit, misalnya jantung, asma, ginjal, setelah itu, kita diminta untuk menyertakan nomor induk Kartu Tanda Penduduk, (KTP). Selanjutnya, kita menunggu jadwal untuk divaksin.

Sesuai dengan jadwal, hari ini saya dan teman-teman romo yang lain menerima vaksin covid-19 di Puskesmas Kota, (Puskot) Atambua, NTT. Waktu tiba di rumah sakit, kita diminta KTP, sambil menunggu giliran untuk dipanggil dan divaksin.

Saat dipanggil, saya pun menghadap petugas yang sudah standbye melayani kami. Saya didaftarkan lagi, selanjutnya diberikan surat untuk ditandatangani, lalu diberikan Kartu Vaksinasi Covid-19.

Dokpri/Kartu Vaksinasi Covid-19
Dokpri/Kartu Vaksinasi Covid-19
Sebelum menuju tahap vaksinasi, sekali lagi saya ditanya oleh dokter:

"Rm. Sudah terima vaksin lain, selain vaksin covid?"

"Tidak." Jawabku.

"Rm. menderita sakit jantung, asma? pernah terpapar?, sakit ginjal?"

"Tidak." Jawabku sekali lagi.

Masih ada beberapa pertanyaan tapi saya tidak mengerti karena dengan istilah medis. Saya pun ditensi untuk memastikan, bahwa kondisi tubuh benar-benar aman untuk divaksin.

Selanjutnya menuju petugas untuk divaksin. Sesaat sebelum divaksin, saya merasa deg-degkan, sedikit keringat, tetapi karena banyak orang, saya berusaha untuk rileks, hehehehe..

Dalam hitungan menit, vaksinasi pun selesai. Saya langsung menuju petugas, menyerahkan kartu dan surat yang ada di tangan, untuk konfirmasi petugas.
Kita tidak diperbolehkan untuk pulang selama tiga puluh menit, dengan maksud untuk mengobservasi pasca vaksinasi. Jangan sampai ada reaksi yang butuh ditangani medis.

30 menit berselang, saya pun dibolehkan untuk pulang, dengan pesan untuk kembali lagi pada vaksinasi tahan kedua setelah dua minggu, tepatnya 30 Maret 2021. Itulah pengalaman saya divaksin pertama kali.

foto.dok.pribadi/Petugas medis yang siap melayani Vaksinasi Covid-19
foto.dok.pribadi/Petugas medis yang siap melayani Vaksinasi Covid-19
Reaksi Setelah divaksin

Setelah divaksin, saya tidak merasa apa-apa, biasa-biasa saja. Cuman disarankan oleh beberapa teman untuk istirahat, jadi saya tetap stay at home. Saya rasa baik-baik saja. Ternyata apa yang dikwatirkan oleh sebagian orang tidaklah demikian.

Bagi saya kita tidak perlu mendengar berita bohong yang beredar, karena langkah pemerintah untuk vaksinasi sudah melalui kajian. Justru dengan memberi diri untuk divaksin, kita ikut ambil bagian dalam perang melawan covid-19. 

Pada prinsipnya, pencegahan lebih baik daripada mengobati. Jadi saya sarankan tidak jangan ragu untuk divaksin. Justru menerima vaksinasi covid-19, sesungguhnya merupakan pencegahan yang nyata.

Setelah divaksin, bukan berarti semua selesai dan kita bebas. Kita tetap menjaga kesehatan, mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga jarak. Intinya tetap terapkan pola 3M.

Ayo, jangan ragu lagi silahkan menunggu giliran untuk divaksin. Saya sudah duluan tinggal giliran anda yang belum menerima vaksinasi covid-19. Kita bekerja sama dan sama-sama kerja, perangi virus mematikan ini. Kesehatan itu mahal, jangan ragu untuk divaksin.

Atambua, 16.03.2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun