Mohon tunggu...
Kris Fallo
Kris Fallo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Buku Jalan Pulang, Penerbit Gerbang Media, 2020

Menulis itu pekerjaan keabadian. Pramoedya Ananta Toer berkata:  'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.' Lewat tulisan kita meninggalkan kisah dan cerita yang tak akan sirna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Bersuara seperti Denny Siregar

18 Februari 2021   15:05 Diperbarui: 18 Februari 2021   17:20 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lu gak takut, Bang?" Tanya seorang teman yang heran kenapa sejak 2011 aku konsisten bersuara keras, menghantam pemikiran kelompok radikal yang menguasai media sosial. "Gak takut?" Tanyaku. "Justru gua sebenarnya penakut."

Tapi ketakutanku bukan karena takut nanti dipersekusi atau diintimidasi mereka. Ketakutan terbesarku adalah ketika aku tidak bersuara, maka negeri ini kelak bisa menjadi Suriah ketika kelompok radikal ini menguasai negara. Dan jika itu terjadi, anak-anakku kelak akan menuntutku, "Kenapa Papa tidak berjuang pada saat Papa mampu?"

Ketakutanku terbesar adalah ketika aku tidak mampu berdiri dengan kepala tegak di depan anak-anakku. Itulah arti menjadi seorang ayah bagiku, menjadi teladan di depan anak-anakku.(Tagar.id.20.07.2020)

Gambar.Tagar.id/Denny Siregar bersama sahabatnya Permadi Arya
Gambar.Tagar.id/Denny Siregar bersama sahabatnya Permadi Arya
Bila kita mau jujur, kita akan sepekat mengatakan bahwa negara ini butuh orang-orang berkelas seperti bang Denny. Disaat semua orang ramai-ramai mencari kenyamanan dan perlindungan diri, justru ia dan beberapa temannya tampil sebagai pejuang radikalisme dan ketidakadilan. Prinsip hidupnya mendorong saya untuk belajar dan berani bersuara tentang kebenaran dan keadilan, walau hingga saat ini, saya tetap saja tidak bisa seperti dirinya.

Saya hanya kagum dan diam-diam menjadikannya sebagai guru lewat tulisannya.

Apakah bang Denny kebal hukum? tidak juga. Jika yang dia perjuangkan adalah kebenaran, ia akan tetap menang meski dizolimi. Namanya juga kebenaran, akan tetap menang, meski seribu orang membelokannya dengan mengangkanginya.

Terakhir saya membaca postingannya, untuk menguatkan sahabatnya Permady Arya atau Abu Janda:

"Gak gampang perang di media sosial ini. Resikonya besar. Kami dibutuhkan, tapi tidak diakui. Apalagi dikelompok orang2 yang menganggap cara berpikirnya objektif. Sedangkan pihak lawan sangat solid. Gak perduli salah, mereka selalu membela temannya.

Menilai seseorang, gak bisa dilihat sekilas saja. Lihat latar belakangnya, apa yang pernah dia kerjakan..

Ah, biarlah. Perjuangan itu memang tidak ada yang mudah. Nikmati segala prosesnya.

Saya jadi teringat dialog di film Black Hawk Down.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun