Semangat toleransi yang dijunjung setinggi-tingginya karena menerima murid-murid yang memeluk agama lain. Namanya sekolah katholik tetapi berlaku umum.
Tidak mengherankan, sekolah-sekolah katholik adalah sekolah yang dicari dan bahkan diperebutkan, di tempat di mana sekolah tersebut berada. Bisa dikatakan, Sekolah Katolik pernah memiliki masa kejayaan dan 'era-keemasan', yang bisa menjadi representasi betapa berkualitasnya dunia pendidikan (kala itu).
Perubahan zaman disertai dengan sekian banyak perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. Ada kemajuan, ada kemerosotan. Berubahnya situasi hidup, terkadang membawa perubahan besar. Hal serupa ini pun sekarang terjadi dalam dunia pendidikan kita. Keadaan sekarang berubah banyak, bahkan berubah total. Kita bisa memperhatikan keadaan sekolah katholik saat ini adalah demikian:
1. Peminat terhadap sekolah katholik semakin berkurang, dengan akibat yang yang nyata yaitu penutupan berbagai sekolah, atau menggabungkannya dengan sekolah sejenjang. Situasi demikian, langsung maupun tidak langsung berdampak luas bagi keberlangsungan sekolah katholik ini. Dengan jumlah peminat makin sedikit, penerimaan uang sekolah juga makin mengecil.
Mesti diakui bahwa penerimaan uang sekolah ini adalah sumber vital untuk menyelenggarakan sekolah. Namun masih untung bahwa Yayasan pengelola masih mempunyai unit-unit sekolah, yang memiliki keuntungan surplus, sehingga masih ada kemungkinan untuk mengadakan 'subsidi-silang'.
2. Ciri khas sekolah katholik yang semakin luntur, yang dahulu menjadi keunggulan sekolah-sekolah ini. Misalnya, paling tampak dalam hal kedisiplinan, prestasi siswa, dan ketegasan sekolah.
3. Semakin terkikisnya semangat perhatian kepada mereka yang lemah, kecil, miskin dan tersingkir. Biaya pendidikan di Sekolah katholik menjadi mahal dan sulit terjangkau oleh kalangan umat katholik sendiri. Berbagai keluhan kerap didengar dari umat, karena tidak mampu membayar uang sekolah atau uang gedung, serta minimnya fasilitas.
IV. Pesismisme dan optimisme ke depan
Menimbang dan merasakan segala yang terjadi bukan berarti kita menjadi putus asa terhadap Sekolah katholik, karena dimanapun Allah menyelenggara, disitu tetap ada harapan. Usaha-usaha sederhana ini bisa terus dibangun, sehingga segala hal terus berjalan sebagaimana mestinya, meski kita juga masih memasuki 'daerah abu-abu' masa depan sekolah katholik.