Mohon tunggu...
kristyawan Juli
kristyawan Juli Mohon Tunggu... Insinyur - Civil Engineer

If you don't Fight for what you want, Don't cry for what you've lost

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pernah Kehabisan Kreativitas, Bu Guru

15 Maret 2021   19:37 Diperbarui: 15 Maret 2021   19:46 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1. Metode Home Visit

Guru datang ke rumah siswa untuk mengunjungi dan memberi soal pada siswa satu persatu, karena kalau dibuat berkelompok takutnya akan terjadi kerumunan dan bersinggungan dengan aturan pemerintah. untuk mengakali banyaknya siswa yang harus didatangi setidaknya mungkin waktunya hanya sebentar paling 10-15 menit per siswa, memang tidak terlalu efektif untuk pengajaran secara utuh, namun setidaknya secara psikologi anak akan mendapat perhatian dan bisa menumbuhkan semangat untuk belajar lagi, walau mungkin dalam 1 minggu hanya didatangi 1 guru mengingat banyaknya siswa di kelas tersebut.

2. Metode Jemput soal di sekolah

Para guru menyiapkan soal tertulis dan diberikan kepada orangtua agar di kerjakan dan untuk dikerjakan selam satu minggu atau 10 hari biar orang tua bisa mengatur waktu untuk membantu memberi pemahaman kepada anaknya, sehingga waktu bekerja mereka bisa bisa lebih fokus dan memberi anak  waktu untuk mempelajari sendiri saat orangtuanya kerja, dan apabila kesulitan orang tua bisa mengatur waktu untuk membantu mengarahkannya.

3. Metode Soal yang tidak monoton

Selama ini metode pemberian soal yang diberikan cenderung monoton, guru memberi materi dan soal kemudian menunggu murid untuk mengerjakan dan memahami sendiri atau dibantu orang tua lalu setelah dikerjakan kemudian dikumpulkan dan mendapat nilai dari guru. Lama-lama anak akan bosan dengan metode ini, maka diharapkan guru memberi soal-soal yang lebih kreatif, misalkan untuk pelajaran ilmu alam mencoba anak ditugaskan memgamati tumbuh-tumbuhan disekitar rumah, lalu divideokan atau difoto kemudian di beri narasi oleh siswa tersebut agar lebih berkembang komunikasi dengan alam, sehingga secara tidak langsung pola pengajaran praktek dari teori yang disampaikan guru bisa dipahami dengan baik.

Memang kondisi sekarang tidak elok rasanya saling menyalahkan antara pihak sekolah dan orangtua siswa, karena saya yakin semua pasti berusaha untuk memberi pengajaran yang terbaik bagi anak-anak kita, yang penting adalah pihak sekolah selalu membuka komunikasi dengan wali murid serta terbuka terhadap saran dan kritik dari pihak wali murid, dan orangtua harus selalu mendukung apa yang dilakukan oleh sekolah agar tujuan utamanya yaitu siswa tetap bisa mendapatkan pengajaran di tengah pandemi ini. Jangan Pernah Menyerah Bu Guru, kami selalu mendukungmu....... 

Salam      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun