Mohon tunggu...
Chris D.a
Chris D.a Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man. Hard-worker, husband, father

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Di Balik Bilik Hati

13 April 2016   07:37 Diperbarui: 13 April 2016   15:15 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang terasa ngilu di sudut hati. Perpisahan tak pernah jadi sesuatu yang menyenangkan buatku. Ada begitu banyak kehilangan yang sudah begitu utuh kurasakan bagian per bagian. Lalu akan tiba saatnya aku akan kehilangan ia untuk sementara waktu.

Apakah aku mampu menjalaninya?

Ketika kutatap wajah Prabarini senja ini, ada begitu banyak kata yang tak terucap. Ada begitu banyak keinginan yang hanya sekadar menjadi bayangan tanpa bentuk. Ada begitu banyak mimpi yang tak tahu apakah kelak bisa terwujud ataukah tidak.

Tapi..

“Hidup berjalan terus, Al,” bisiknya dengan mata mengaca. “Hidupmu. Hidupku. Hidupnya. Hidup kita.”

Hidup..

Aku tak pernah mampu memperkirakan ada berapa banyak gulung benang kehidupan yang masih tersisa untuk kurentangkan. Aku tak pernah tahu berapa tarikan nafas lagi yang masih tersisa untukku.

Ketika bilangan waktu menjadi sesuatu yang begitu absurd, yang bisa kulakuan adalah menitinya sambil bergantung pada uluran tangan Prabarini. Bergerak pelan untuk menemukan lengkung sinar pelangi yang sudah terlanjur kujanjikan pada putriku.

Satu hal yang aku ingin ia tahu. Pada perjalanan 12 tahun ini, aku benar-benar sudah menemukan potongan hatiku untuknya. Aku sudah benar-benar menemukan cinta untuknya. Seandainya ia sudah tak lagi bisa berdaya, aku akan tetap mencintainya. Seperti ia selalu mencintaiku walaupun aku sudah mirip seonggok daging busuk yang tak lagi berharga.

Dear Diary,

Tolong sampaikan semua ini padanya. Semua yang selama ini tak terkatakan karena aku hanya mampu diam dan menyimpan rasa itu di balik bilik hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun