Mohon tunggu...
Chris D.a
Chris D.a Mohon Tunggu... -

Just an ordinary man. Hard-worker, husband, father

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Fiksianer Lizz dan Antologi Cerpen Replika Violin Stradivari

12 September 2014   06:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Genre romantis memang mendominasi, tapi "racikan" bumbu kejutannya membuat setiap cerita terasa berbeda dan tidak membosankan. Dialog yang terbangun dalam cerita pun mengalir lancar. Tidak kaku dan sangat bisa dinikmati. Begitu juga pemaparan dan detilnya. Teliti. Cerdas. Sangat “khas Lizz”. Dan sisi romantis itu pula yang rupanya membuatnya menulis sebuah catatan di dalam bukunya yang mengatakan bahwa buku itu adalah kado ulang tahun ke-42 untuk suami tercintanya.

[caption id="attachment_342266" align="aligncenter" width="300" caption="Kado ultah buat suami tercinta"]

14104500061781055247
14104500061781055247
[/caption]

Berangkat dari hobi menulis sejak kecil membuat Lizz seolah tak pernah kehilangan passion dalam dunia menulis. Saya ingat betul ia mulai menelurkan cerpen-cerpennya melalui tulisan tangan dalam beberapa buku tulis yang dibendelnya jadi satu saat dia SMP. Saat itu idenya sudah cukup beragam walaupun penulisannya masih agak mentah. Tapi seiring dengan pertambahan waktu, saya lihat ia makin berkembang dan matang. Bahkan saat masuk kuliah ia sudah berhasil berkali-kali menembus pemuatan di majalah Anita Cemerlang yang cukup ngetop waktu itu. Belakangan ia juga berhasil menembus majalah Bobo dengan cerpen dan dongeng anaknya.

[caption id="attachment_342267" align="aligncenter" width="300" caption="Tentang penulis"]

1410450060389462958
1410450060389462958
[/caption]

Lama tak bersentuhan dengan dunia menulis, akhirnya Lizz muncul lagi dalam eksistensinya di Kompasiana. Hingga saat ini saya lihat sudah ada 343 artikel dan fiksi yang ditulisnya (belum termasuk yang ada di akun Lis 'n Ben). Gayanya masih tetap sama dengan tingkat kematangan yang berbeda. Fiksi yang ditulisnya tidak lagi bergaya remaja, tapi sudah masuk ke tingkat kematangan fiksi dengan sasaran pembaca berusia lebih dewasa.

Energinya dalam berimajinasi seolah tak habis dan berhenti pada 25 cerpen terpilih yang disatukannya dalam antologi ini saja. Masih banyak berceceran noveletnya dalam bentuk cerbung. Masih banyak cerpen dan puisinya yang juga terserak dalam Kompasiana ini. Entah ia berminat untuk mengumpulkan dan menerbitkannya lagi dalam bentuk buku atau tidak. Tapi yang jelas buku antologi cerpen yang dibuatnya kali ini bukanlah karya main-main dengan mutu "sekedarnya saja". Sama sekali tidak. Editing yang dikerjakannya sendiri nyaris sempurna. Hanya saja untuk urusan layout sepertinya ia masih harus belajar banyak.

Dengan segala kelebihan yang ada dalam buku ini. Dengan segala variasi cerita yang menarik. Dengan kualitas kerapian kalimat dan editing yang cukup bisa diacungi jempol. Dengan gambar sampul yang dibuat dengan sangat bagus oleh Bhre Wisanggeni. Tetap saja ada kekurangan yang bisa saya temukan dalam buku ini. Tak lain dan tak bukan adalah ukuran font yang agak terlalu kecil. Masih bisa dibaca dengan mudah tapi cukup menyiksa bagi mata di usia 40 plus.

Saya benar-benar sangat gembira mendapat kesempatan untuk menikmati karya Lizz dalam bentuk antologi cerpen ini. Semoga masih akan terbit lagi buku-bukunya yang lain.

(JP.11.09.2014.Chris D.a)

Semua foto koleksi pribadi kecuali foto pertama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun