Mohon tunggu...
Atiar
Atiar Mohon Tunggu... Petani - Penulis Lepas

Selalu takut jika tidak mencoba

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menikah di Usia Muda atau Usia Matang, Mana yang Lebih Tepat?

7 November 2024   15:54 Diperbarui: 7 November 2024   16:05 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernikahan adalah salah satu keputusan yang paling besar dalam kehidupan seseorang. Memilih untuk menikah membutuhkan keberanian serta keputusan yang matang, pertanyaan yang sering timbul ialah, kapan waktu yang terbaik untuk menikah ? bahkan pertanyaan semacam ini sering menjadi perdebatan di kalangan masyrakat. 

Ada yang memutuskan untuk menikah pada usia muda dengan alasan lebih "lebih banyak waktu untuk membangun keluarga", sementara tidak sedikit juga yang memilih menikah pada saat usia matang dengan alasan  "stabilitas emosional dan finansial". Nah pertanyaannya, mana yang lebih baik? menikah di usia muda atau menikah di usia matang?. 

Mari kita bahas kelebihan dan kekuranngan dari kedua pilihan ini serta langkah kongkrit yang diambil sebagai bahan pertimbangan bagi mereka yang akan mengambil keputusan untuk menikah.

Pertama kita berbicara tentang kelebihan dari kedua pilihan tersebut. Kelebihan dari pernikahan usia muda ialah memungkinkan pasangan  untuk tumbuh bersama dan membangun keluarga dari awal. 

Bagi sebagian orang, menikah pada usia muda lebih efisien dalam merawat anak-anak dan memiliki peluang lebih besar dalam membangun asset milik berdua (suami dan istri). Mereka lebih cenderung fleksibel dalam menghadapi situasi yang sepenuhnya belum stabil, sehingga lebih mudah menyesuaikan keluarga dengan tantangan pernikahan. Namun menikah ketika usia muda sangat berisiko seperti kurannya kesiapan emosional dan finansial.

Kelebihan pernikahan di usia matang, usia matang pada umumnya 25 -- 35 tahun, memungkinkan seseorang lebih siap secara emosional dan finansial. Di usia ini, kebanyakan seseorang sudah lebih memahami diri sendiri serta mapan dalam karier dan lebih stabil dalam kehidupan. 

Mereka biasanya lebih bijak dalam mengambil keputusan dan lebih menjaga keributan dalam rumah tangga. Namun, kekuranngannya dalam usia ini lebih cenderung memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap pasangannya, akibatnya lebih sulit untuk pasangan beradaptasi dan menerima perbedaan.

Dari kedua pandangan diatas bisa di katakana bahwa, tidak ada usia ideal yang berlaku bagi semua orang. Pilihan menikah pada usia muda atau usia matang merupakan kesiapan pribadi dan prioritas masing-masing individu. 

Bagi mereka yang merasa kuat dan siap membangun keluarga di usia dini maka menikah di usia muda cocok menjadi pilihan mereka. Sementara bagi mereka yang lebih ingin fokus pada karier dan mengembangkan diri, lebih baik menunda pernikahannya sampai usia mereka matang dan benar-benar siap baik secara mental, fisik dan finansial untuk mengambil keputusan ini.

Sebagai bahan pertimbanngannya dan lengkah-langkah kongkret untuk memilih waktu yang tepat adalah;

Harus mengevaluasi kesiapan diri secara emosional dan finansial, sebelum memutuskan untuk menikah, langkah awal yang krusial adalah mengevaluasi kesiapan diri secara menyeluruh.

 Apakah benar-benar sudah matang dalam menghadapi konflik? Lalu apakah sudah matang secara finansial? Kesiapan ini bisa saja berbeda bagi setiap orang, jadi sangat penting untuk jujur terhadap diri sendiri.

Berikutnya  diskusikan rencana masa depan dengan pasangan, yang harus diperhatikan adalah memiliki visi dan misi yang sejalan. Hal ini akan mempermudah perjalanan pernikahan, selalu diskusikan bersama mengenai tujuan hidup, dan komitmen satu dengan yang lain. Setiap ppasangan harus memahami tujuan hidup keluarga mereka, maka mereka akan kuat dalam waktu yang panjang.

Terakhir yang harus di perhatikan, jangan terburu-buru atau terlalu mengulur waktu. Terburu-buru dan menunda terlalu lama waktu sama-sama memiliki resiko dalam pernikahan, usahakan untuk mencari keseimbangan yang pas dalam artian tidak menikah karena disebabkan tekanan sosial, tetapi juga tidak menunda ketika merasa sudah siap. Yakinkan diri dan percayalah pada intuisi dan jangan selalu mengikuti standart orang lain.

Sebagai penutup, menikah adalah perjalanan panjang yang membutuhkan komitmen dan tanggung jawab, jadi waktu yang terbaik untuk mengambil keputusan menikah adalah ketika seseorang benar-benar sudah siap secara lahir dan batin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun