Mohon tunggu...
Atiar
Atiar Mohon Tunggu... Petani - Penulis Lepas

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Pondasi Keluarga: Membentuk Kepribadian Anak Berdasarkan Nilai-nilai Spiritual

22 Juni 2024   21:45 Diperbarui: 22 Juni 2024   21:45 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi anak, oleh karena itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah dominan. Dalam keluarga itu dipersiapkan untuk menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia.

Namun kadang kala tidak sesuai dengan yang diinginkan karena keadaan mudah berubah-ubah untuk itu peranan yang paling penting disini adalah ayah dan ibu dalam membina suasana keluarga, yang diperlakukan bagi perkembangan pribadi keluarga agar menjadi pribadi yang dewasa dan harmonis.

 Mengingat pentingnya ayah-ibu sebagai teladan pertama untuk ditiru dan peletak dasar hati nurani bagi anak, maka selanjutnya kedua tokoh ini yang akan disoroti dalam rangka tercapainya tujuan membina keluarga sejahtera.

Penyebab dasar mengapa terjadi ketidak bahagiaan dalam rumah tangga kita ialah karena kita sudah tidak mempedulikan Allah dan prinsip-prinsip yang diberikan-Nya kepada kita. Kita tidak bersedia melaksanakan rencana-Nya untuk keluarga. Anggota-anggota rumah tangga telah menolak tanggungjawab mereka seperti yang dinyatakan di dalam Alkitab.

Dari penjelasan diatas sangat jelas sekali bahwa manusia hanya memikirkan kebahagiaan sementara, tidak bersandar kepada Tuhan senantiasa, ketika manusia memiliki kebahagiaan akan lupa segalanya dan tidak mau mempedulikan Allah.

Seringkali manusia lalai untuk mengucap syukur kepada Tuhan dengan apa yang ia miliki dia pikir bahwa apa yang ia miliki saat ini semua karena kekuatanya sendiri, ketika masalah terjadi dalam hidupnya barulah ia sadar dan  mencari Tuhan, inilah pemahaman manusia yang salah, sama halnya dengan keluarga sekarang ini ada banyak sekali berbagai masalah yang terjadi bahkan tidak bisa lagi diselesaikan dengan baik karena fondasinya tidak kuat atau dasarnya tidak kokoh mudah goyang.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang ini diberbagai keluarga salah satunya keluarga broken home, masalah ini diuraikan beberapa bagian seperti perceraian, perselingkuhan, aborsi, anak lahir tanpa ayah. Kejadian ini akan melandas setiap keluarga jika tidak mengutamakan Tuhan di dalam keluarga tersebut.

Inilah yang menentukan kecerdasan  sosial anak dalam pergaulannya di sekolah baik tidaknya pergaulanya di lingkungan sekolah dasar sasaranya adalah keluarga. Menurut Yulia Singgih, keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan pernikahan dan hubungan darah.

Keluarga adalah tempat pertama bagi anak, lingkugan pertama yang memberi penampungan baginya tempat anak akan memperoleh rasa aman.

 Di sini dijelaskan bahwa keluarga adalah suatu kelompok kecil yang membentuk hubungan erat antara dua insan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain mereka berdua telah berjanji baik dihadapan pemerintahan bahkan telah berjanji dihadapan Tuhan, untuk meneruskan mandat yang telah diperintahkan oleh Tuhan kepada mereka berdua karena itu Tuhanlah yang memberkati mereka dan menganugerahkan kepada mereka anak untuk dididik.

Maka peran orang tua adalah mendidik anak sesuai dengan kehendak Tuhan. Moch Masykur berpendapat bahwa, kecerdasan interpersonal menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung memahami dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga mudah bersosialisasi dengan lingkungan disekelilingnya.

Kecerdasan semacam ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial, selain kemampuan menjalin persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin, mengorganisasi, menagani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari peserta didik yang lain, dan sebagainya.

Sesuai dengan penjelasan diatas bahwa seseorang akan selalu berinteraksi satu sama lain, dengan berbagai macam individu tentunya dengan pola kepribadian yang berbeda-beda, keunikan dan kekhasan masing-masing. 

Untuk itu tugas orang tua mengarahkan dan menyadarkan anaknya agar memiliki kepedulian kepada sesamanya supaya kesadaranya lebih tinggi dari pada keegoisanya untuk itu inilah tanggung jawab orang tua.

Supaya anak berinteraksi dengan semua orang tanpa memilih-milih teman. Kebanyakan anak-anak sekarang ini akibat lepas tangan orang tua sangat berakibat fatal bagi anak. 

Masalah-masalah yang dihadapi anak yaitu mulai nakal dapat diuraikan seperti mulai menyukai lawan jenis (mulai mengenal cinta), jahil, tidak menghormati guru, menurunya belajar, egois, dan suka menganggung teman yang sedang belajar.

Masalah-masalah yang terjadi ini membuat suasana tidak kondusif. Karena orang tua belum melaksanakan tanggung jawabnya sebagai figur yang bisa diteladani oleh anak inilah akibat ketidak harmonisan dalam keluarga.

Karena lingkungan yang pertama sekali diketahui anak adalah lingkungan keluarga.Pemilihan tempat tinggal, lingkungan tempat tinggal atau juga rumah yang didiami, pada banyak keluarga bergantung pada persyaratan yang sering terletak diluar jangkauan orang tua, "Artinya tidak selalu sesuai dengan keinginan atau kemampuan orangtua".

Dalam hal ini salah satu faktor yang menentukan keharmonisan dalam keluarga adalah lingkungan tempat dia berada, ada banyak sekali keluarga yang berantakan akibat tempat yang tidak memungkinkan salah satunya pekerjaan bisa menjadi masalah contohnya suami ada ikatan dinas dengan pekerjaan otomatis tidak bisa ditinggal begitu saja harus mematuhi peraturan yang sudah tertera.

Istri juga menjadi wanita karir otomatis tidak bisa ikut suami. Nah, sangat jelas sekali bahwa satu sama lain sama-sama mempunyai kesibukan tersendiri maka anak pun tidak bisa terurus, akibatnya kepada kecerdasan anak tidak bisa dia mengenal lingkungannya dengan baik dan pergaulan anak pun di lingkungan sekolah tidak bisa dipantau lagi dengan baik oleh orangtua.

Kitab Amsal adalah ringkasan dari kebijaksanaan umat Allah. Masalah keluarga dan masalah mengasuh anak dalam iman adalah pokok yang mendapat tekanan kuat didalamnya. Alkitab mengajarkan bahwa orangtua bertanggungjawab untuk membina dan mendisplinkan anak-anak mereka, supaya mereka boleh dibawa untuk mengenal Alkitab dan menghormati Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun