Mohon tunggu...
Atiar
Atiar Mohon Tunggu... Petani - Penulis Lepas

Orang biasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kekuatan Injil menghapus Rasisme etnis

14 Juni 2024   22:02 Diperbarui: 14 Juni 2024   22:32 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar ilustrasi foto asli

Rentetan kisah yang membawa pertobatan Kornelius dan kerabatnya ternyata membutuhkan campur-tangan Allah secara ajaib dan nyata. 

Tanpa inisiatif dan intervensi Allah kita sulit membayangkan bagaimana pertobatan bisa terjadi pada keluarga Kornelius melalui kedatangan dan khotbah Petrus di rumah mereka. Allah adalah aktor utama.

Allah sendiri yang mengambil inisiatif untuk menemui Kornelius (10:3-6) dan Petrus (10:11-16) secara terpisah. Jika tanpa pimpinan ilahi yang spesifik, Kornelius tidak akan berani mengundang Petrus ke rumahnya. Hal yang sama berlaku pada Petrus. Jika dia tidak mendapatkan penglihatan, dia tidak akan berani mengiyakan undangan Kornelius.

 Bahkan ketika Petrus masih bingung dengan arti penglihatan tersebut, kedatangan utusan Kornelius pada saat yang tepat dan perintah Allah secara langsung kepadanya menjadi penjelasan yang menyirnakan kebingungan itu (10:17-20). 

Dia sendiri secara terbuka mengatakan: "Tetapi Allah telah menunjukkan kepadaku, bahwa aku tidak boleh menyebut orang najis atau tidak tahir" (10:28b).

Intervensi ilahi terlihat di akhir khotbah Petrus. Ayat 44 membeirkan penjelasan: "Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu." Cara penerimaan Roh Kudus ini sedikit berbeda dengan yang terjadi pada penduduk Samaria. Di sana Petrus dan Yohanes perlu mendoakan dan menumpangkan tangan atas mereka (8:15-17).

Dalam kasus Kornelius, Petrus hanya berkhotbah saja. Dia bahkan belum menyelesaikan khotbahnya atau sempat berbicara tentang janji pemberian Roh Kudus kepada orang-orang yang percaya. Turunnya Roh Kudus atas Kornelius dan kerabatnya terjadi begitu saja. Allah yang langsung mengambil inisiatif dan kendali.

Keruntuhan tembok kultural juga terjadi karena pemberitaan Injil yang utuh. Khotbah Petrus sarat dengan elemen-elemen Injil. Dia berbicara tentang "firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus" (10:36). Kematian dan kebangkitan Yesus diberitakan disampaikan secara jelas dan lugas (10:39-41). 

Di akhir khotbahnya Petrus tidak lupa mengajarkan tentang iman sebagai sarana menerima pengampunan dosa (10:43 "barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya").

Keutuhan Injil yang disampaikan oleh Petrus tidak hanya masalah elemen-elemen penting di dalamnya. Petrus juga menjelaskan siapakah Kristus secara utuh. 

Kristus yang diberitakan di dalam Injil adalah "Tuhan dari semua orang" (10:36) dan "Hakim atas orang-orang hidup dan orang-orang mati" (10:42). Dua sebutan ini seringkali diabaikan dalam pemberitaan Injil. Sebagian orang terlalu asyik dengan sebutan "Juruselamat" saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun