Mohon tunggu...
Cory Reski
Cory Reski Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, Pegiat Literasi, Musisi.

Saya merupakan salah satu orang yang sangat tertarik dengan banyak hal, mulai dari pelajaran, literasi, otomotif, musik, seni, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ESBN Sebagai Alternatif ISBN dan Identifikasi Buku Pendidikan

10 Oktober 2024   19:30 Diperbarui: 10 Oktober 2024   20:02 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini, Indonesia menghadapi krisis ISBN (International Standard Book Number) karena kuota terbatas yang tersedia di negara ini. 

Krisis ISBN di Indonesia dimulai saat Badan Internasional ISBN di London menegur Perpustakaan Nasional (Perpusnas) karena jumlah produksi buku yang abnormal di Indonesia. Pada tahun 2020 dan 2021, terdapat total 208.191 judul buku di Indonesia yang diberi nomor ISBN. 

Namun, pada tahun 2018, Indonesia hanya memiliki alokasi nomor ISBN sebanyak 1 juta. Selama empat tahun terakhir, Indonesia telah menerbitkan total 623.000 judul buku dengan nomor ISBN, melebihi setengah dari total alokasi nomor ISBN yang ada. 

Dengan tersisa 377.000 nomor ISBN, Indonesia hanya dapat menerbitkan sekitar 67.340 judul buku per tahun jika tidak ingin kehabisan nomor ISBN sebelum jatah baru diberikan dalam 6 tahun ke depan. 

Alokasi nomor ISBN suatu negara biasanya akan habis dalam periode satu dekade atau lebih. Dampaknya besar bagi guru dan dosen dalam hal persyaratan kenaikan pangkat dan angka kredit yang mewajibkan penulisan dan publikasi dengan ISBN.

 Tidak hanya penerbit besar, tetapi penerbit kecil dan independen juga mengalami kesulitan dalam memperoleh ISBN. Banyak buku yang tidak mendapatkan ISBN karena terdampak oleh krisis ISBN atau telah mencapai batas pengeluaran ISBN.

Fakta tentang kebutuhan ISBN di Indonesia:

1. ISBN diperlukan sebagai persyaratan untuk memperoleh penilaian kredit kenaikan pangkat seorang pengajar yang ditetapkan oleh instansi terkait, seperti kementerian atau lembaga pendidikan. 

2. Untuk memverifikasi bahwa buku telah diterbitkan secara publik, seorang pengajar harus mendapatkan ISBN untuk karyanya. Kriteria dapat berhubungan dengan kesesuaian isi buku dengan materi yang diajarkan, inovasi atau kontribusi dalam bidang pendidikan, dan dampak positif yang dihasilkan oleh buku tersebut. 

Dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan akan fleksibilitas yang lebih besar, muncul konsep ESBN (Educational Serial Book Number) sebagai alternatif memenuhi kebutuhan baru dalam dunia penerbitan. ESBN dapat menggantikan ISBN sebagai sistem identifikasi buku khusus buku dan karya Pendidikan dalam masa krisis ISBN ini di Indonesia. 

Apakah ESBN itu?

ESBN adalah sistem identifikasi yang memungkinkan penerbitan dan distribusi konten digital dengan lebih efisien dan ramah untuk penerbit kecil. Sistem penomoran unik untuk buku pendidikan, ESBN menyediakan metode yang mudah dan universal untuk mengidentifikasi serta melacak buku secara global.

 Format yang mudah digunakan membuatnya mudah digunakan dan dapat diintegrasikan ke dalam proses pengelolaan buku yang telah ada Anda. ESBN membantu mengelola inventaris buku secara efisien, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kualitas materi pendidikan. Diharapkan dapat membantu pengajar memenuhi persyaratan kredit kenaikan pangkat dan mengelompokkan buku ke dalam kategori pendidikan. 

Sistem penomoran ESBN dikembangkan oleh Konsorsium Proyek ESAA European Commission ID2021048 tahun 2021, melibatkan organisasi Nasional dan Internasional seperti Oceans-Network European, Organisasi ESAA Eropa, Indonesian Literacy Association, Mata Garuda LPDP Kalbar, Ikatan Guru LPDP, Penerbit PGRI Kalbar, Yudha English Gallery, dan Rahmat Putra Yudha, M.Ed TESOL, sebagai koordinator proyek internasional.

 Untuk memperoleh ESBN, penerbit dapat menghubungi perwakilan ESBN di admin@esbn-international.com atau VEA Indonesia di admin@virtualeduacademy.com.Validasi ESBN dapat dilakukan di https://esbn-international.com/esbn-checker. 

ESBN adalah kode 14-digit yang terdiri dari tiga digit kode negara, tujuh digit nomor buku unik, dua digit tahun publikasi, dan satu digit kode jenis buku. 

Setiap negara memiliki awalan uniknya sendiri, dan berbagai jenis buku pendidikan seperti buku teks, pengayaan, referensi, dan modul memiliki peran penting dalam proses pendidikan. 

ESBN diperlukan untuk mengidentifikasi buku-buku pendidikan secara unik agar distribusi, katalogisasi, dan aksesnya dapat dilakukan dengan lebih mudah. Ini termasuk buku teks, modul, laporan penelitian, dan panduan/tutorial. ESBN adalah sistem standar dan mudah untuk mengidentifikasi dan melacak buku di seluruh dunia. 

Sistem ini mudah digunakan dan dapat diintegrasikan ke dalam proses pengelolaan buku Anda yang ada, baik Anda seorang penerbit kecil atau lembaga pendidikan besar.

Manfaat dari menggunakan ESBN antara lain:

1. Standarisasi: Sistem ESBN memberikan sistem standar dan universal untuk mengidentifikasi dan mengkatalogkan buku-buku pendidikan, tidak peduli asal atau bahasa mereka. Ini membantu menghindari kebingungan dan kesalahan saat mencari, memesan, dan membeli buku-buku pendidikan.

2. Akses: ESBN dapat membantu meningkatkan akses ke buku-buku pendidikan, terutama untuk siswa dan pendidik di daerah terpencil atau kurang mampu. Dengan menyediakan sistem identifikasi buku yang jelas dan standar, ESBN mempermudah distribusi sumber daya pendidikan kepada yang membutuhkannya.

3. Pelacakan: ESBN memungkinkan pelacakan penggunaan buku dan sumber daya pendidikan, membantu dalam pengambilan keputusan tentang pembelian dan distribusi di masa depan. Dengan memantau penggunaan dan permintaan, lembaga pendidikan dapat merencanakan kebutuhan dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun