Saat ini, Indonesia menghadapi krisis ISBN (International Standard Book Number) karena kuota terbatas yang tersedia di negara ini.Â
Krisis ISBN di Indonesia dimulai saat Badan Internasional ISBN di London menegur Perpustakaan Nasional (Perpusnas) karena jumlah produksi buku yang abnormal di Indonesia. Pada tahun 2020 dan 2021, terdapat total 208.191 judul buku di Indonesia yang diberi nomor ISBN.Â
Namun, pada tahun 2018, Indonesia hanya memiliki alokasi nomor ISBN sebanyak 1 juta. Selama empat tahun terakhir, Indonesia telah menerbitkan total 623.000 judul buku dengan nomor ISBN, melebihi setengah dari total alokasi nomor ISBN yang ada.Â
Dengan tersisa 377.000 nomor ISBN, Indonesia hanya dapat menerbitkan sekitar 67.340 judul buku per tahun jika tidak ingin kehabisan nomor ISBN sebelum jatah baru diberikan dalam 6 tahun ke depan.Â
Alokasi nomor ISBN suatu negara biasanya akan habis dalam periode satu dekade atau lebih. Dampaknya besar bagi guru dan dosen dalam hal persyaratan kenaikan pangkat dan angka kredit yang mewajibkan penulisan dan publikasi dengan ISBN.
 Tidak hanya penerbit besar, tetapi penerbit kecil dan independen juga mengalami kesulitan dalam memperoleh ISBN. Banyak buku yang tidak mendapatkan ISBN karena terdampak oleh krisis ISBN atau telah mencapai batas pengeluaran ISBN.
Fakta tentang kebutuhan ISBN di Indonesia:
1. ISBN diperlukan sebagai persyaratan untuk memperoleh penilaian kredit kenaikan pangkat seorang pengajar yang ditetapkan oleh instansi terkait, seperti kementerian atau lembaga pendidikan.Â
2. Untuk memverifikasi bahwa buku telah diterbitkan secara publik, seorang pengajar harus mendapatkan ISBN untuk karyanya. Kriteria dapat berhubungan dengan kesesuaian isi buku dengan materi yang diajarkan, inovasi atau kontribusi dalam bidang pendidikan, dan dampak positif yang dihasilkan oleh buku tersebut.Â
Dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan akan fleksibilitas yang lebih besar, muncul konsep ESBN (Educational Serial Book Number) sebagai alternatif memenuhi kebutuhan baru dalam dunia penerbitan. ESBN dapat menggantikan ISBN sebagai sistem identifikasi buku khusus buku dan karya Pendidikan dalam masa krisis ISBN ini di Indonesia.Â