Jangan lupa, beri tahu juga isi perasaan kalian supaya tidak ada salah paham, atau sebelum semua terlambat. Waktu itu singkat sekali, sesingkat waktu yang dibutuhkan kopi untuk menjadi dingin.
Buku ini merupakan bacaan yang sangat ringan sekali, dan heart warming. Saya membayangkan jika dibuat sebagai anime (buku ini telah di filmkan/live action), genrenya adalah slice of life dan tone warnanya akan seperti anime Honey and Clover atau Natsume Yuujinchou. Kisah Fumiko, Kotake, Hirai, dan Kei sangat cocok bagi pencari cerita simpel dan tidak membutuhkan plot twist berlebihan.
Ada beberapa hal yang sebenarnya membuat saya penasaran, sayangnya tidak dibahas sama sekali. Hantu wanita itu, dari mana asalnya, kenapa dia duduk di sana, apakah dia dulunya seorang penjelajah waktu juga. Kedua, kenapa Kei bisa salah dalam memilih waktu yang dituju, meskipun sudah dijelaskan oleh Kazu, saya tetap tidak mengerti. Ketiga, alasan Nagare dan Kazu ada di Hokkaido ketika Kei tiba di masa depan.
Meskipun ada hal yang masih tidak terjawab bagi saya, saya tetap merekomendasikan buku ini. Jadi, mari ambil kopi dan mulailah perjalanan waktu bersama pelanggan kafe Funiculi, Funicula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H