Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Review Buku "Funiculi Funicula"

15 Oktober 2021   17:45 Diperbarui: 16 Oktober 2021   08:45 1991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Funiculi Funicula |gramedia.com

Judul Buku : Funiculi Funicula  (Before The Coffee Gets Cold)

Pengarang : Toshikazu Kawaguchi

Alih Bahasa : Dania Sakti

Desain sampul: Orkha Creative

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

ISBN : 9786020651927

Baca di Gramedia Digital

Buku Funiculi, Funicula ini adalah buku yang awalnya saya baca sebagai selingan karena tidak kuat membaca The Good Samaritan. Awalnya hanya iseng karena banyak bersileweran di akun twitter literary base, tetapi ternyata bukunya cukup bagus, dan karena tidak begitu tebal bisa diselesaikan dengan cepat.

Baca Review Buku The Good Samaritan di sini

Funiculi, Funicula adalah nama kafe tua yang berada di sebuah gang kecil di kota Tokyo. Kafe ini tidak mencolok karena tempatnya nyaris tersembunyi di bawah tanah. Namanya mirip sebuah lagu klasik yang sudah berusia ratusan tahun.

Seperti tempat rahasia.

Begitulah kesan pertama Fumiko, salah satu dari empat tokoh dalam buku ini yang mencoba pergi melintasi waktu, demi berbaikan dengan kekasihnya yang pergi ke Amerika. Kafe yang tidak menarik tersebut ternyata merupakan salah satu icon urban legend terkenal, karena diisukan bisa membawa orang kembali ke masa lalu. 

Ketika berita tersebut tersebar, banyak orang mengantri untuk mencoba peruntungan, tetapi karena persyaratannya yang sangat banyak dan berat, tidak ada seorang pun yang bisa memenuhinya.

Fumiko yang berkeras ingin kembali ke masa lalu, harus mampu memenuhi persyaratan berikut :

Pertama : Mereka hanya bisa menemui orang yang pernah berkunjung ke Kafe Funiculi, Funicula. Kedua, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan. Apapun yang terjadi di masa lalu, mereka tidak boleh beranjak dari kursi tersebut. 

Ketiga, apa pun yang mereka lakukan di masa yang didatangi takkan mengubah kenyataan di masa kini. Keempat, mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin, kalau tidak mereka akan menjadi hantu.

Masalahnya, kursi khusus itu ditempati secara nyaris permanen oleh sesosok hantu wanita. Nyaris permanen, karena hantu tersebut hanya pergi ke toilet sekali dalam sehari, yang waktunya acak. Kalau memaksa duduk di sana di saat si hantu masih ada, orang yang memaksa tersebut akan terkena kutukan. Ribet kan. Hanya Kazu si pelayan kafe yang bisa membuatnya pergi. Tetapi, membujuk Kazu juga tidak mudah.

Selain Fumiko, ada tiga orang lainnya dalam buku ini yang mencoba menjelajah waktu. Kotake yang ingin membaca surat dari Fusagi, suaminya, yang menderita alzheimer. Hirai, pemilik sebuah club house yang ingin bertemu kembali dengan adiknya yan selalu dia hindari. Kei istri Nagare si pemilik kafe yang ingin bertemu dengan anaknya di masa depan.

"Pada akhirnya, kenyataan tidak berubah bagi mereka yang kembali ke masa lalu ataupun mereka yang pergi ke masa depan. Lalu, apa istimewanya kursi ini?"

Cerita tentang perjalanan waktu merupakan tema yang banyak diambil dalam buku atau film. Jika biasanya perjalanan waktu akan mengubah masa yang sedang berjalan, di buku Funiculi, Funicula ini justru apapun yang dilakukan di masa lalu atau masa depan tidak memberi pengaruh apapun di masa ini. Inilah yang membuat kisah empat orang ini menjadi sesuatu yang emosional dan menarik simpati. Karena seperti yang Kazu bilang “meskipun keadaannya tidak berubah, tetapi hati mereka berubah.” Jadi perjalanan mereka tidak sia-sia karena perasaan mereka dibandingkan dengan sebelumnya mengalami perubahan. Masa sekarang memang tidak berbeda, tetapi masa depan belum tahu seperti apa. Masa depan bisa berubah sesuai dengan apa yang mereka rasakan sekarang.

Mereka tidak tahu pasti suhu kopi yang mereka terima, tetapi mereka berani bertaruh nyawa untuk kembali ke masa lalu, dan tetap pasrah dengan keadaan yang sudah mereka ketahui. Sepadankah risiko dengan pertemuan di masa lalu itu?

Buku ini juga seakan-akan menyampaikan kepada kita, tidak peduli dengan tindakan apa yang kamu lalukan di masa lalu, kalau takdir sudah berkata A, maka A-lah situasi yang engkau hadapi. 

Berbanding terbalik sekali dengan buku "Midnight Library" yang sebelumnya saya baca. Melalui buku ini, saya diingatkan untuk memanfaatkan waktu yang sesedikit mungkin dengan orang yang disayangi dengan maksimal. Kita harus menyampaikan apa yang kita pikirkan secara terbuka supaya tidak ada penyesalan di akhir. 

Jangan lupa, beri tahu juga isi perasaan kalian supaya tidak ada salah paham, atau sebelum semua terlambat. Waktu itu singkat sekali, sesingkat waktu yang dibutuhkan kopi untuk menjadi dingin.

Baca Review The Midnight Library di sini

Buku ini merupakan bacaan yang sangat ringan sekali, dan heart warming. Saya membayangkan jika dibuat sebagai anime (buku ini telah di filmkan/live action), genrenya adalah slice of life dan tone warnanya akan seperti anime Honey and Clover atau Natsume Yuujinchou. Kisah Fumiko, Kotake, Hirai, dan Kei sangat cocok bagi pencari cerita simpel dan tidak membutuhkan plot twist berlebihan.

Ada beberapa hal yang sebenarnya membuat saya penasaran, sayangnya tidak dibahas sama sekali. Hantu wanita itu, dari mana asalnya, kenapa dia duduk di sana, apakah dia dulunya seorang penjelajah waktu juga. Kedua, kenapa Kei bisa salah dalam memilih waktu yang dituju, meskipun sudah dijelaskan oleh Kazu, saya tetap tidak mengerti. Ketiga, alasan Nagare dan Kazu ada di Hokkaido ketika Kei tiba di masa depan.

Meskipun ada hal yang masih tidak terjawab bagi saya, saya tetap merekomendasikan buku ini. Jadi, mari ambil kopi dan mulailah perjalanan waktu bersama pelanggan kafe Funiculi, Funicula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun