Mohon tunggu...
Corry LauraJunita
Corry LauraJunita Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Tsundoku-Cat Slave

-

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Berburu dan Koleksi Buku, Cara Ngestan Penulis Kesukaan Saya

21 Juni 2021   00:03 Diperbarui: 21 Juni 2021   09:01 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagian Koleksi Buku | Dokumentasi pribadi

Setiap orang pasti memiliki idola dalam hidupnya. Idola bisa saja dari kalangan artis, penyanyi, politikus, olahragawan, wartawan, atau justru keluarga dekat. Seseorang memiliki idola karena adanya kekaguman terhadap sosok tersebut. Kekaguman itu diwujudkan dengan mengumpulkan informasi mengenai tokoh tersebut, mengumpulkan pernak pernik yang berhubungan, membaca biografi, mendatangi tempat yang iconic, atau mengoleksi karya-karyanya.

Dulu saya menyukai pemeran-pemeran Meteor Garden, beberapa tokoh anime, menyukai MLTR, dan mengidolakan Ryan Giggs. Kesukaan tersebut menurut saya masih dalam batas normal karena tidak membuat saya menguras tabungan untuk membeli merchandise official yang mahal-mahal itu atau sampai membeli tiket platinum saat MLTR berkunjung ke Indonesia. 

Obsesi saya justru terhadap buku karangan beberapa penulis tertentu. Buku-buku tersebut biasanya awalnya saya baca di perpusda, dan jika saya suka dengan gaya penulisan si pengarang, biasanya saya berakhir dengan mengoleksi "hampir" seluruh karyanya.

Pengarang-pengarang yang "beruntung" tersebut diantaranya Neil Gaiman, John Grisham, Paulo Coelho, Mitch Albom, James Herriot, C.S Lewis, Tolkien, Erich Segal, Jonathan Stroud, Rick Riordan, Haruki Murakami, Agustinus Wibowo, Arswendo Atmowiloto, Jane Austen dan beberapa penulis lainnya. Jika fans para idol berusaha mengumpulkan berbagai merchandise idolanya, saya berusaha mengumpulkan setiap karya dari penulis-penulis tersebut.

Karya beberapa penulis tingkat kesulitannya beragam untuk dikoleksi. Karya-karya Jane Austen misalnya, meskipun dia penulis tahun 1700an akhir, karyanya mudah diperoleh karena dicetak ulang terus oleh Gramedia, tetapi karya Neil Gaiman, Erich Segal cukup sulit saya peroleh sehingga mengandalkan kesabaran mencari buku-buku preloved.

Buku-buku Rick Riordan, meskipun sudah ada novel terjemaahannya, saya juga mengumpulkan novel grafisnya. Untuk ini, dulu saya harus mencari waktu untuk mengunjungi pameran buku terbesar tahunan yang tersebar di beberapa kota.

Kesenangan mengkoleksi buku-buku ini juga sering mengancam keuangan. Budget setiap bulan sudah mencakup membeli buku, tetapi memang dibatasi nominalnya. Tetapi, saat memasuki toko buku, menahan diri adalah kata-kata yang tidak pernah ada dalam pikiran. Over budgeting. Solusinya adalah mengurangi pos tertentu, seperti skin care atau jatah kopi.

Masalah berikutnya adalah tempat. Saya sampai perlu mendedikasikan satu bagian dinding rumah untuk menyusun buku-buku ini. Tetapi lama-kelamaan, tempatnya juga kurang. Solusinya adalah disusun di kontainer plastik, yang ujungnya memakan tempat di dalam kamar dan membuat buku cepat menguning.

Tumpukan Buku dan Calon Rumah Baru Mereka |Dokumentasi Pribadi
Tumpukan Buku dan Calon Rumah Baru Mereka |Dokumentasi Pribadi

Jumlah buku yang banyak ini juga jadi kesulitan tertentu saat pindahan, seperti yang saya alami dua tahun lalu saat akan pindah sementara ke Jogja. Buku tersebut tidak mungkin dibawa semua karena hanya pindah sementara, dan mengontrak di kontrakan kecil saja. Akhirnya buku tersebut diangkut ke kantor, dititipkan di gudang dan perpustakaan kantor. Saya berangkat ke Jogja sambil dalam hati berjanji akan menahan diri supaya tidak terlalu banyak buku yang harus diurus saat kembali.

Dua tahun berselang-dan akan kembali lagi ke rumah, tebak apa yang paling banyak kardusnya. Yap, buku lagi.

Masih banyak buku-buku yang saya inginkan, namun sepertinya obsesinya beralih ke buku anak. Saat ini saya sedang mengumpulkan seri Franklin si Kura-kura dan Buku-buku ilustrator Tony Wolf. Jika banyak yang berkomentar tentang merchandise yang dikumpulkan para fans K-Pop, koleksi tanaman mahal, dan koleksi-koleksi lainnya, saya memilih diam dan senyum saja. Semua punya obsesi masing-masing. Tergantung orangnya saja, mau diturutin atau kuat hati untuk menahan diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun