Larva cacing yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut tidak dapat menjadi dewasa di dalam tubuh manusia sehingga akan bermigrasi dari saluran pencernaan menuju organ dalam manusia terutama di dalam hati. Selain bermigrasi di organ dalam, larva juga dapat bermigrasi ke mata (ocular larva migran) yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan atau terjadi migrasi di otak penderita yang dapat menyebabkan gangguan saraf pusat.
Telur cacing yang keluar dari usus anjung atau kucing yang terjatuh di tanah akan menjadi telur infektif yang didalamnya terdapat larva yang siap untuk menginfeksi. Saat telur ini secara tidak sengaja tertelan, larva akan keluar dan menembus dinding usus dan lalu masuk ke dalam organ tubuh serta berpindah dan menyebabkan kelukaan di dalamnya. Penularan terjadi karena baik manusia maupun hewan sama-sama memakan telur cacing yang telah infektif.
Anak-anak merupakan golongan yang paling sering tertular penyakit ini. Gejala yang paling sering di derita terutama adalah gatal-gatal pada kulit akibat larva yang berpindah tempat. Jika larva berada di dalam organ tubuh, reaksi yang mungkin terjadi adalah asma, batuk. Larva yang berada di rongga mata dapat  mengganggu penglihatan dan dapat menyebabkan kebutaan jika tidak segera di tangani
Sumber penularan adalah tanah yang tercemar telur toxocara yang infektif maka pencegahannya diutamakan agar makanan dan minuman tidak tercemar oleh telur cacing yang terdapat di tanah. Makanan dan minuman harus dimasak dengan baik agar larva cacing yang mungkin mencemari bisa mati. Buah dan sayuran yang dimakan mentah haus dicuci agar telur cacing yang melekat terbuang bersama air.Â
Hindari kontak langsung dengan tanah, misalnya dengan menggunakan sarung tangan saat berkebun dan mencuci tangan dengan bersih saat akan memakan sesuatu. Anak-anak harus dicegah bermain di pasir yang mungkin tercemar oleh kotoran anjing dan kucing, membiasakan untuk mencuci tangan setelah bermain dan sebelum makan, serta menghentikan kebiasaan menghisap jari.
Karena anjing dan kucing merupakan sumber penular, untuk pencegahan, anjing dan kucing harus rutin diberikan obat cacing setiap tiga bulan sekali.
Gigitan dan cakar kucing
Jangan remehkan cakaran kucing anda. Penyakit cakaran kucing (Cat  Scratch Disease) merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae (bartonellosis). Penyakit ini bisa ditemukan di seluruh dunia dan ditularkan dari kucing ke manusia melalui gigitan atau cakaran kucing.
Infeksi terjadi karena bakteri yang terdapat di air liur kucing mencemari luka akibat cakaran atau gigitan kucing. Bakteri juga dapat ditemukan di cakar kucing karena kebiasaan kucing untuk selalu menjilat-jilat rambut dan cakar kakinya. Â
Bakteri juga dapat menginfeksi mata karena tangan yang menggosok mata setelah memegang kucing yang tercemar oleh bakteri ini. Hal ini membuat penderita tidak sadar terkena penyakit ini karena merasa tidak pernah digigit atau dicakar oleh kucing
Penyakit cakaran kucing (CSD) umumnya bersifat ringan dan tidak berbahaya. Rasa sakit dapat timbul di bekas gigitan atau cakaran kucing segera setelah kejadian , tetapi juga dapat timbul setelah beberapa hari. Luka gigitan atau cakaran kadang butuh waktu lama untuk sembuh. Penyakit dapat bersifat serius jika terjadin infeksi pada kelenjar limfe yang berada di dekat gigitan atau cakaran
Pencegahannya tidaklah sulit. Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan anda setelah kontak dengan hewan kesayangan walaupun kucing anda dipelihara di dalam rumah. Jika terdapat luka cakaran atau gigitan segeralah bersihkan dengan air mengalir dan cuci dengan sabun. Segera periksakan diri ke dokter jika kelenjar limfe di dekat gigitan atau cakaran mengalami pembengkakan.