The psychology of social institutions. Buku ini dianggap karya yang paling canggih secara teoritis. Secara umum karakter dan struktur sosial menggabungkan behaviorisme sosial dan struktur kepribadian pragmatism dengan struktur sosial sosiologi weber.Â
Pendapat ini berpusat pada peran bagaimana mereka bersifat interpersonal dan bagaimana mereka terkait dengan institusi. Selanjutnya ada The power of elite pada tahun 1956, menggambarkan hubungan antara elit politik, militer, dan ekonomi, bahwa mereka berbagi pandangan dunia yang sama, bahwa kekuasaan terletak pada sentralisasi otoritas.Â
Selanjutnya ada karya penting dari Mills, yaitu The Sosiological Imagination. Buku ini menggambarkan pola pikir mempelajari sosiologi. Menenkankan hubungan pengalaman individu dan hubungan sosial.
Imajinasi Sosiologi
Ada tiga komponen dalam imajinasi sosiologis. Pertama, sejarah, komponen ini menjelaskan mengapa masyarakat adalah apa adanya dan bagaimana ia berubah untuk waktu yang lama dan bagaimana sejarah dibuat dalam masyarakat.Â
Kedua, biografi, maksudnya adalah sifat dari manusia dalam suatu masyarajat dan macam-macam orang yang seperti apa yang menghuni suatu masyarakat tertentu. Ketiga, struktur sosial, yakni bagaimana tatanan lembaga dalam fungsi masyarakat, mana yang lebih dominan, dan bagaimana mereka disatukan, serta bagaimana juga mereka berubah.Â
Imajinasi sosiologi ini muncul sebagai suatu kritikan terhadap model naturalis yang sudah dominan dalam sosiologi kontemporer. Ia mengatakan bahwa sosiologi lebih banyak terlena dalam metode-metode yang bersifat praktis ketimbang dengan pertanyaan yang relevan.Â
Imajinasi sosiologis merupakan kemampuan untuk menempatkan masalah pribadi dalam keranka informasi dalam isu-isu sosial. Dalam imajinasi sosiologi, Mills bermaksud untuk membedakan antara personal trouble dengan public issue.Â
Sebagai contoh, seorang yang habis di phk dari tempat kerjanya merupakan masalah pribadi tetapi jika dari satu juta pekerja terhadap Sembilan ribu pekerja di phk maka hal itu merupakan permasalahan public. Imajinasi sosiologi dibutuhkan para sosiolog agar dapat melihat permasalah secara lebih mendalam atau dapat dikatakan sebagai perspektif dasar sosiologi.Â
Dengan imajinasi sosiologi ini, para sosiolog memandang sebuah permasalahan dengan kacamata sosiologi sehingga permasalahan yang ada dapat dikaitkan dengan teori-teori sosiologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H