Menurut teori filsafat hidup terapan yang sedang saya kembangkan, manusia menentukan jati dirinya dari dua hal: harga diri dan nilai diri.
Harga diri sifatnya temporal dan dapat ditentukan oleh diri sendiri.
Nilai diri sifatnya lebih permanen, dibentuk dalam jangka waktu panjang, dan dibentuk oleh lingkungan.
Perwujudan jati diri yang seimbang, biasanya memiliki harga diri dan nilai diri yang seimbang pula. Namun banyak pula yang timpang jauh.
Ketika Nilai Diri < Harga Diri
Orang yang nilai dirinya < harga diri biasanya mudah marah atau mudah tersinggung. Hal ini disebabkan karena
1) orang berpikir bahwa harga diri itu sama dengan nilai diri. Maka dari itu acapkali orang menyerang harga diri sebagai salah satu senjata merendahkan orang lain.
2) orang yang memiliki nilai diri < harga diri berpikir bahwa satu-satunya yang dia bisa kendalikan adalah harga dirinya.Â
Maka dari itu ketika orang berusaha merendahkan dirinya, diaakan meninggikan dirinya sendiri. Sayangnya, harga diri sifatnya sangat rapuh. Bukan saja karena dia bersifat sementara, namun juga karena sebenarnya nilai diri sifatnya jauh kebih konkrit dan mengakar.
Orang pada level ini juga biasanya melakukan hal-hal yang destruktif terhadap diri mereka sendiri dan senang mensabotase kehidupan mereka sendiri karena dalam hati kecil mereka, mereka berpikir bahwa nilai diri mereka amatlah rendah. Dan karena nilai diri mereka rendah, mereka terus menerus mengisi harga diri supaya jiwa mereka penuh.