Akurasi berita harus terus dijunjung tinggi dalam jurnalisme, supaya kepercayaan publik yang di era internet ini telah menjadi audiens aktif dapat terus bertahan.
-Mempertahankan kualitas konten
Keberadaan media masih terus menjadi sumber utama dalam pencarian informasi publik. media-media massa mengalami tantangan di tengah perkembangan teknologi dan perubahan selera generasi muda.
Bahkan dari hasil penelitian yang dilakukan Diah Ayu Candraningrum terhadap 100 orang yang berasal dari generasi Z di tahun 2018, menyatakan bahwa 89% diantaranya lebih suka mengakses informasi dari news agregator lokal maupun internasional. Hal ini dikarenakan akses yang mudah dan penyajian informasi yang cepat.
Ketertarikan tersebut mengubah wajah jurnalisme online baik dari sisi konten, hambatan yang dihadapi, dan model bisnis. Tak hanya itu, perubahan lain yang terjadi adalah fungsi distibutor konten yang meningkat hingga perusahaan teknologi yang menjadi distributornya tidak terlalu mengutamakan kualitas karya jurnalisme.
Munculnya konsep trending topic menjadi salah satu hal yang mengganggu kinerja jurnalistik, karena adanya kecenderungan mengelu-elukan konsep tersebut. Hingga akhirnya jurnalisme mengikuti selera publik dan menulis apa yang disukai publik dibanding apa yang dibutuhkan publik.
Melihat persoalan tersebut, adanya pembenahan jurnalisme di masa depan perlu dilakukan. Media harus mulai melakukan riset terlebih dahulu mengenai target konsumen, bukan memproduksi konten. Selanjutnya, media perlu menjaga hubungan dengan audiens melalui kegiatan edukasi berupa seminar maupun kursus secara online. Hingga akhirnya, media perlu kembali kepada konsep awal jurnalisme sebagai penyedia informasi.
Mengembalikan kualitas konten berita dengan memberi informasi yang semestinya harus menjadi patokan utama dalam jurnalisme.
-Kemenarikan pengemasan informasi