Mohon tunggu...
Cornelia MariaRadita
Cornelia MariaRadita Mohon Tunggu... Lainnya - Masih Mahasiswa

Selamat Membaca! :)

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Upside", Hancurkan Sekat Perbedaan dengan Tulusnya Persahabatan

14 Oktober 2020   01:54 Diperbarui: 14 Oktober 2020   03:16 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Carter mulai memandang rendah dan tidak yakin, Philip berupaya lagi untuk mengenalkan Dell. Belum selesai memperkenalkan, Dell sudah memotong pembicaraan dan memperkenalkan bahwa ia 'Blackman', bahkan ia mengaku bernama Daekwandashay Blackman.

Tanpa rasa ragu dan malu, Dell dengan bangga mengatakan bahwa ia seorang kulit hitam. Carter yang sangat hormat pada Philip memperlihatkan perilaku yang begitu kontras ketika berhadapan dengan Dell.

source:tangkapan layar dari channel Rahmat hidayat/youtube.com
source:tangkapan layar dari channel Rahmat hidayat/youtube.com
"Aku takkan jabat tanganmu", ucap Carter dengan raut wajah yang menunjukkan ekspresi jijik. Dell tidak mengambil hati perkataan tersebut, dan menanggapinya dengan santai.

Adegan ini penuh dengan makna tersirat. Sebuah tamparan keras bagi siapapun yang hidup di dunia modern ini namun masih belum bisa menerima perbedaan ras. Saya pun hingga saat ini masih mempertanyakan, apa yang salah dengan perbedaan warna kulit? Bukankah kita tetap sama-sama manusia yang ber-akal dan budi?

Saya rasa hingga saat ini belum ada jawaban yang masuk akal untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Persahabatan Philip dan Dell yang mulanya berawal dari profesi 'pembantu' dan 'majikan' memperlihatkan adanya low power distance. Sepanjang film, kedekatan kedua tokoh yang begitu menggemaskan membuat hubungan pembantu-atasan seakan hilang dan berubah menjadi hubungan antar teman yang saling membantu.

source:tangkapan layar dari channel Rahmat hidayat/youtube.com
source:tangkapan layar dari channel Rahmat hidayat/youtube.com
Tanpa disadari, kehidupan ini bagaikan yin dan yang, di mana harus ada keseimbangan di dalamnya. Ada dingin maka ada panas, ada hitam maka ada putih, ada laki-laki maka ada perempuan. Inti dari semua ini adalah perbedaan tidak berarti memecah belah, justru perbedaan akan semakin memperkuat elemen dalam kehidupan asal kita dapat menerima dan menghargai satu dengan lainnya.

Film The Upset mengajarkan kita untuk dapat menerima perbedaan baik dari segi sosial maupun budaya. Film ini juga berusaha mematahkan stereotip, prasangka, dan rasisme yang masih ditemui dalam kehidupan bermasyarakat.

Persahabatan Dell dan Philip mengajarkan bahwa hidup akan semakin indah, bila kita dapat berdiri dan berdampingan dengan apa itu yang disebut dengan 'Perbedaan'.

Referensi:

Samovar, L. A., Porter, R. E., Stefani, L. A., & Sidabalok, I. M. (2010). Komunikasi lintas budaya. Salemba Humanika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun