Kritik keras yang ditujukan untuk para kaum penguasa dan pejabat negara dalam film ini dapat dilihat dan dirasakan dengan jelas. Real structure dalam kehidupan bernegara di mana wakil rakya seharusnya menyejahterakan rakyat, dan rakyat yang berusaha mendukung pemerintah dengan memberikan kritik dan saran yang membangun banyak ditunjukkan dalam film.
Kekuasaan uang nyatanya pun tidak selamanya membuahkan hasil baik. Contohnya dalam adegan ketika orang-orang berada menyuap petugas medis supaya istri mereka diberi faksin terlebih dahulu, padahal sesuai aturan seharusnya mereka berbaris menunggu gilirannya.
Dan petaka, rupaya vaksin yang terlanjur diberikan kepada istri dari pria-pria yang berasal dari keluarga berada tersebut ternyata sudah diberi cairan yang membahayakan janin.
Kesenjangan sosial perlu dihapuskan. Semua warga negara boleh memperoleh keadilan yag sama. Tidak ada sekat antara kaum lemah dan mereka yang berkuasa. Tanpa rakyat pemerintah tidak akan mendapat dukungan, dan tanpa rakyat yang berdaulat bangsa tidak akan pernah utuh.
“Kami butuh bantuan kamu untuk negeri. Kamu siapa?”
“Rakyat”
Referensi:
Fauziyah, S., & Nasionalita, K. (2018). Counter Hegemoni Atas Otoritas Agama Pada Film (Analisis Wacana Kritis Fairclough Pada Film Sang Pencerah). Jurnal Ilmu Komunikasi, 48(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H