Hujan di tempatku semakin gaduh
Aku masih melamun teduh
Aku bahkan tak sempat menghirup bau tanah yang baru saja terguyur hujan
Tapi saat hujan berhasil mengguyuri Ibu Pertiwi, aku akan membuka lagi jendela untuk menyelinapkan bau itu
Aku ingin ke tempatmu, meyambangi becek depan rumahmu
Aku mendapatimu sedang asyik memanjakan matamu pada layar telepon genggammu
Aku tahu kamu sedang menyaksikan tayangan demi tayanng yang terlintas di laman pencarian akun instragrammu
Kadang tawa, kadang haru, kadang sendu, dan kadang sedikit nestapa masih merayapi sekujur tubuhmuÂ
ketika sesuatu tayangan berisi kata demi kata menyentuh halaman perih kehilangan
Tubuhmu sedikit gemetar
Aku tak boleh mengganggumu